Kisah Tentang Agenda


Mungkin banyak yang ngacung kalau saya ajukan pertanyaan berikut: Siapa yang beli majalah hanya karena hadiahnya? Haha.. ngaku kan kalau banyak yang suka beli majalah gara-gara hadiahnya.


Dulu, saya bukan tipikal pembeli semacam itu. Saya tergolong pembaca yang setia. Kalau sudah jatuh hati pada sebuah majalah, maka saya hanya akan membeli majalah tersebut (bahkan obses mau jadi pemimpin redaksinya suatu saat nanti). Jamannya SMP dan SMA saya reguler beli majalah Gadis. Sekarang jamannya kerja, saya reguler beli Cita Cinta (woho.. Femina grup semua ya bacaannya?).


Nah, habit membeli majalah karena ada hadiahnya mulai timbul masa kuliah. Karena saat itu sudah tidak pantas lagi baca Gadis dan tidak menemukan majalah baru sesuai umur yang saya anggap bagus. Saya pun akhirnya membeli majalah berdasarkan hadiah yang diberikan.


Hadiah yang umumnya diberikan oleh majalah kepada pembacanya adalah agenda. Yeap, agenda adalah hadiah yang paling sering diberikan sebuah majalah ke pembaca setianya. Saya hapal kapan majalah-majalah itu kasih give away agenda. Kalau untuk majalah remaja yang pembacanya mayoritas anak sekolahan atau kuliahan, biasanya mereka mengeluarkan hadiah agenda pada naik-naikan kelas.


Nah, kalau majalah wanita dewasa, mereka umumnya keluar akhir tahun. Tapi polanya tak selalu seperti ini. Ada juga kok majalah remaja yang kasih agenda di akhir tahun, misalnya Girlfriend.


Karena selalu tertarik dengan majalah yang memberikan hadiah berupa agenda, maka dalam kurun waktu dua tahun saya punya lima agenda (enam sih, yang satunya gratis diberikan oleh British Council saat liputan). Bayangin, empat agenda. Itu artinya setiap setahun saya beli dua majalah yang memberikan gratis agenda.

Answer Sheet

Oke, saya nggak bakal bicara masalah teknis saya dapat agenda. Sekarang saya mau cerita tentang lima agenda itu. Alhamdulillah semuanya sudah terisi dan tidak hanya menumpuk di rak belajar. Terisi semua sih tidak, ada beberapa agenda yang halaman depannya penuh, halaman belakangnya kosong melompong. Maklum saya orangnya mood-mood-an. (kalau kata Iwan Fals: Mood itu ini -> menunjuk ke pusat pertemuan dua paha).


Isi agenda saya macam-macam. Dan tergantung dari konten agendanya. Kalau agendanya memberikan kotak-kotak khusus untuk menuliskan kegiatan dalam sehari, maka biasanya saya gunakan sebagai agenda kegiatan. Nah, kalau hanya agenda polos yang ditandai tanggal dan hari saja, saya senang menjadikan itu sebagai buku curhat. Pokoknya agenda saya itu multifungsi.


Misalnya agenda Girlfriend besar saya, selain menjadi jadwal kegiatan juga menjadi wadah untuk menuliskan mimpi-mimpi saya. Lihat deh, sekumpulan mimpi saya. Jadi Pemimpin Redaksi Gadis, tinggal dan belajar di Amsterdam, Kuliah di Vrije Universiteit Amsterdam dan Jalan-jalan ke Madrid. Di agenda itu juga saya menyisipkan foto-foto kenangan dengan teman-teman saya.






Agenda Girfriend kecil saya berisi jadwal kegiatan kantor. Dalam suatu hari misalnya, isinya nggak hanya jadwal liputan. Ada juga jadwal wawancara, penulisan laporan, deadline sampai catatan kecil untuk memotivasi diri.

Di agenda ini juga ada tulisan colongan dari teman saya Zacky. Kalau tidak salah dia menuliskan pesan itu saat sedang rapat.

“bahwa kita pernah gagal itu wajar. Itu hanya penundaan saja, seperti hidup itu sendiri: hanya menunda kematian. Gagal tak berarti kita tak mampu, mungkin-barangkali saja- ada kesempatan terbaik yang lain buat kita.” Zacky Khairul Umum.

Oya, di agenda ini juga ada ID-press maupun tiket konser yang pernah saya liput. Buat kenang-kenangan kalau saya pernah datang ke acara tersebut.


Dari Cita Cinta saya dapat satu paket agenda yang terdiri dari agenda dan album foto. Nah, untuk yang satu ini saya gunakan sepenuhnya sebagai diari. Sebagai buku tempat saya melampiaskan semua rasa. Keluh kesah, bahagia, kesedihan, dll. Uniknya, khusus di buku ini saya menuliskan semuanya dalam bahasa Belanda. Hihi.. pede jaya, padahal tahu deh tuh benar atau tidak grammar dan urutan katanya.

Satu lagi agenda dari Cita Cinta saya gunakan sebagai note yang mencatat segala macam. Hasil rapat, daftar pertanyaan sampai nomor telepon sumber-sumber berita saya.


Dan ini agenda yang paling baru saya dapatkan. Agenda dari Marie Claire. Sebenarnya saya beli majalah ini bukan karena ada hadiah agendanya, tetapi karena penasaran dengan edisi awal Marie Claire Indonesia. Tak disangka ada hadiah agenda. Untuk yang satu ini, karena agendanya sangat sederhana dan tidak warna-warni, saya gunakan sebagai lembar jawaban latihan tes TOEFL saya.


Agenda dari British Council belum saya gunakan. Mungkin nanti kalau yang agenda saya sudah habis. Agenda Girlfriend baik yang besar maupun yang kecil sudah habis isinya. Tinggal agenda Cita Cinta dan Marie Claire yang belum penuh dengan tulisan saya. Adik saya sudah merengek minta agenda British Council, tetapi tidak saya berikan. Padahal kalau dipakai dia lebih berguna untuk mencatat bahan kuliah.


Tapi tidak ah, semua agenda yang saya dapat harus saya isi dengan kisah dan pengalaman saya. Saya akan simpan semua agenda saya. Biar menjadi arsip kehidupan saya. Arsip yang suatu saat nanti akan saya tunjukan kepada anak-anak dan cucu saya. Biar mereka tahu bagaimana pengalaman Ibu dan nenek mereka semasa muda dahulu kala.

-iboy-

Comments