Paradise: The Journey Has Begun...

pulau Lengkuas, Pulau paling cantik di Kepulauan Belitung

Petualangan saya di Belitung segera di mulai.

5 November

Jam setengah empat pagi saya meninggalkan rumah. Saya pamit kepada kedua orang tua saya. Saya cium tangan dan pipi mereka seraya meminta doa.

"Doain Kiky ya, semoga baik-baik di Belitung!"

Saya yang pada mulanya senang, mendadak sedih. Dada saya sesak, ingin menangis. Memang selalu seperti ini ketika saya meninggalkan orang tua saya untuk jangka waktu yang lumayan lama dan jarak yang sangat jauh.

Di dalam taksi, saya sedih sekaligus kesepian. Saya mulai menyibukan diri dengan handphone saya. Kebetulan "adik" saya Ben online. Saya chatting dengannya. Lagi-lagi dicurhati tentang pacar barunya Zee.

Pukul setengah lima saya sampai di Bandara. Jelas, saya datang kepagian. Tak apa. Sekali-kali datang lebih awal toh tidak ada salahnya.

Satu jam menunggu, dua jam menunggu akhirnya saya kehilangan kesabaran. Saya tak kunjung menemukan rekan sepetualangan saya. Kemana mereka. untuk saya bertemu Wachyu Fotografer Koran Jakarta, tempat dimana saya bekerja dulu.

Akhirnya kami bertemu dengan rombongan dan buru-buru menaiki pesawat. Saya dapat kursi di sebelah jendela. Semangat saya kembali membuncah. Namun kali ini bercampur dengan rasa tegang.

Pesawat lepas landas. Saya terus memandangi Jakarta dari atas pesawat. Bangunan dan jalanan di Jakarta semakin mengecil seiiring dengan semakin tingginya pesawat terbang.

bismillah, siap-siap terbang

Tiba-tiba saya girang ketika pesawat semakin tingi dan terbang di antara awan-awan putih. Saya memperhatikan dengan seksama, pesawat ini seolah telah menerobos beberapa tingkatan di langit. Pikiran saya mulai liar. Saya membayangkan Shun Go Khong yang terbang ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Raja Langit. Saya juga berimajinasi kalau saya bermain di atas awan-awan tersebut.

Tak terasa, pesawat sudah berada di atas Sumatera. Di atas Negeri Laskar Pelangi. Mata saya yang sepat mendadak terasa segar ketika memandangi pulau Belitung yang berwarna hijau, biru dan putih. Beda dengan pemandangan Jakarta dari atas langit yang terlihat coklat.

awan-awan di langit Belitung. Cantik!

Alhamdulillah. Kami mendarat dengan selamat meskipun menurut saya terjadi banyak guncangan saat hendak mendarat di Bandara HAS Hanandjoeddin.

Kedatangan kami disambut dengan meriah. Bahkan Bupati Belitung, Darmansyah Husein pun ikut menyambut kedatangan kami. Kami diberi ruang VIP. Disuguhi dengan makanan tradisional, yaitu Mie Belitung.

Tak berlama-lama di Bandara, Kami langsung menuju tempat peristirahatan kami. Kami akan berkemah di pinggir pantai yang menjadi lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi. Tapi, sebelum sampai ke lokasi itu, kami diajak berkeliling menyusuri kota Belitung.

Untung dalam rombongan kami ada Kak Yuni, Putri Belitung asli yang kini bekerja di Jakarta. Kami ditunjukan lokasi-lokasi yang diceritakan Andrea Hirata melalui novelnya, Laskar Pelangi.

Puas berkeliling, kami segera menuju Pantai Tanjung Layang. Jaraknya, jika tidak disertai tur keliling kota Belitung, hanya 20 menit dari Bandara.

Untuk mencapai pantai, kami harus melewati hutan. Memandang kiri dan kanan, hanya akan ditemukan semak belukar. Tapi tak lama kemudian, pepohonan kelapa mulai terlihat. Tandanya, PANTAI SUDAH DEKAT! Saya berdiri, celingak-celinguk mencari pantai.

Pantai Tanjung Layang

Hwaaa...Biru, Biru, saya lihat pantai yang biru!! Di dalam bis saya berteriak-teriak. Pantai, saya selalu jatuh cinta pada pantai yang punya air biru.

Setelah sampai di lokasi, saya turun dari mobil dan langsung berlari menuju dermaga. Saya pejamkan mata saya dan menarik nafas panjang. Hmmmm.... Belitung. Ini Surga!


Pantai Tanjung Tinggi lokasi shooting Laskar Pelangi

Puas memandang hamparan laut dan langit biru. Saya bermain sebentar di pinggir pantai. Berjalan di pasir putih yang hangat dan menceburkan kaki di dalam dinginnya air laut. Tak lupa, setelah itu saya meminta Wachyu untuk memfoto saya. Mengabadikan keindahan bumi Belitung dan kecantikan wanita kecil dari Jakarta ;)

pasirnya putih

Usai membereskan barang-barang, kami menuju tempat makan siang. Tebak dimana lokasi restoran tersebut. Di depan Pantai Tanjung Tinggi, lokasi lainnya dari Laskar Pelangi.

Saya sangat bersemangat. Saya bawa kamera saku. Saya tidak mau melewatkan satu momen pun di Pantai Tanjung Tinggi. Ternyata, Pantai ini jauh lebih indah dibandingkan Pantai Tanjung Layang.
Aih mak, gaya dulu ah..

Di pantai ini terdapat bebatuan rakasasa yang bisa dipanjat. Kita bisa naik ke atas batu itu dan jika punya nyali besar kita bisa loncat, menceburkan diri ke dalam air.


Bersama beberapa kawan, saya memanjat batuan besar itu berfoto dan lagi-lagi memandang kagum kepada alam di Belitung.


Batu-batu raksasa di pantai. Luar biasa besar!!

Masyaallah, darimana asal batu-batuan raksasa ini? Mengapa jumlah begitu banyak di bumi Belitung? Rasanya seperti tidak sedang di Indonesia. Seolah sedang di dataran Mediterania. Luar biasa indahnya.

Comments