Paradise 5 : Beha Merah Muda


Aduuuh... maaf!! Seharusnya kisah ini sudah saya tuliskan bulan lalu. Tapi saya sibuk banget jadi nggak ada waktu untuk menulis. Gilaaaa... baru sempat menulis sekarang. Di akhir bulan Desember. Berarti udah hampir sebulan lebih blog ini saya anggurin.

Beha Merah Muda...

Kisah ini menyambung dengan pentalogi saya berjudul "Paradise". Ini adalah kisah penutup petualangan saya di negeri Laskar Pelangi. Sayang untuk melewatkan kisah yang seru ini. Cerita saya yang meninggalkan pakaian dalam saya di toilet umum..

Hari terakhir saya di Belitung. Pagi-pagi saya sudah mandi, siap-siap untuk kembali ke Jakarta. Karena kamar mandi di dalam vila tempat saya menginap penuh, saya putuskan untuk mandi di kamar mandi umum yang berada di belakang vila.

Kamar mandi itu luar biasa keciiil. Mungkin ukurannya satu kali satu meter. Di dua bagian temboknya terdapat lubang ventilasi yang lumayan besar. Sementara fasilitas di dalam kamar mandi itu hanya sebuah toilet duduk dan bak plastik besar warna merah muda. Oh ya, ada sebuah sapu lidi bertungkai kayu di pojok kamar mandi.

Masuk ke kamar mandi itu, hal yang pertama saya lakukan adalah menutup lubang-lubang ventilasi tersebut dengan pakaian bersih dan handuk. Saya takut, lubang itu dimanfaatkan oleh orang-orang berotak porno. Dipakai untuk mengintip saya yang sedang mandi. Setelah semua lubang tertutup, saya melucuti satu per satu pakaian yang melekat di tubuh saya. Bingung karena tidak ada gantungan baju di dalam kamar mandi, saya akhirnya memanfaatkan engsel pintu kamar mandi sebagai gantung.

Kaos dan celana pendek saya gantung di engsel pintu. Sementara untuk beha, saya letakan di tungkai kayu sapu lidi.

Jebar-jebur, saya mandi. Selesai mandi, saya berpakaian dan mengemasi semua barang-barang bawaan saya. Saya lihat sekeliling. Ah ja, tidak ada yang tertinggal, saya keluar dari kamar mandi dengan tampang segar.

Sebelum sampai di kamar, Fahmi mencegat saya. Dia mau mandi dan minta sampo saya. Saya berikan. Saya kembali ke kamar. Merapikan rambut dan membalurkan lotion pelembab di wajah saya.

Setelah rapi, wangi dan cantik, saya keluar kamar. Fahmi sudah selesai mandi. Dia menghampiri saya, memberikan sampo yang ia pinjam.

"Eh, boy ada beha tuh ketinggalan. Punya elo bukan?" tanya Fahmi.

Saya jawab itu bukan punya saya. Beberapa saat kemudian, teman saya lainnya, Dimas selesai mandi. Dan kembali menceritakan penemuannya di kamar mandi umum itu.

"Itu ada beha siapa ya ketinggalan. Punya elo boy?" kata Dimas.

Karena sudah ada dua orang yang menanyakan hal tersebut, saya memutuskan melihat beha yang tertinggal tersebut. Sayang, kamar mandi sedang dipakai. Dengan sabar saya menunggu untuk memastikan apakah beha itu benar milik saya.

Aha.. akhirnya orang dalam kamar mandi itu keluar. Saya lihat lagi sekeliling. Oh noooo... itu dia beha si beha merah jambu. Menggantung cantik di tungkai kayu lusuh.

Aduuuuhh... aiibbbbb.. memalukan!! Kok bisa ya saya meinggalkan si "kacamata" ini di kamar mandi umum???

Muka saya berseri waktu saya bertemu dengan teman-teman.

"Punya elo kan boy?" tanya Fahmi. Saya tersipu malu.
"Kan, tadinya gw pikir itu punya adek-adek pramuka. Tapi kok kayaknya nggak mungkin. Warnanya gonjreng, biru merah muda," kata Dimas.
"Gw juga lihat ada beha ketinggalan. Tadinya mau gw pas-in ukurannya pas setelapak tangan gw apa enggak," kata Wahyu. Kedua telapak tangannya dibentuk menyerupai cetakan payudara.

Saya nggak komentar apa-apa. Sudah kadung malu. Entah berapa banyak pria yang sudah lihat daleman saya. Saya juga nggak ada ide apakah mereka pegang-pegang bra saya. Apalagi si Wahyu kayaknya tahu seberapa besar ukuran bra saya. Jangan-jangan memang dipegang-pegang...

aaahhhhhh... tidaaaaaakkk!!!

Kejadian ini benar-benar jadi pelajaran berharga buat saya. Jangan pernah meninggalkan daleman di kamar mandi umum. Kalau di kamar mandi sendiri boleh lah!!!

Comments

  1. hahhahahahahhahahahahhahahahahhaha lucuuuu iboooy!! Ya alooooh slordig ampe kebawa-bawa ke beha, betapa dewi siwa ini luar biasa kocak!!!

    ReplyDelete

Post a Comment