Knock Knock, Please Let Me In...

WARNING: Kepada para pria jangan pernah terpikat pada perempuan yang telanjang kaki di malam hari, suhu minus 0 derajat!!!!!!!!!!

Saya nggak suka film horor, suspend dan sejenisnya. Saya pasti tidak akan bisa menikmati film ini. Sepanjang film, tangan saya sibuk menutup mata. Paling banter, saya mengintip dari cela antara jari telunjuk dan jari tengah. Nah hal seperti itu, terjadi saat saya menonton Let Me In.

Si Vampir Cilik Penggoda

Penampilannya tidak menarik. Lusuh, kotor dan tidak suka beralas kaki. Akan tetapi, penampilannya itu justru memikat Owen, bocah "looser" di sekolahnya. Kedatangan Abby, nama gadis tersebut di malam hari, menarik perhatian Owen. Melalui teropong, ia memata-matai kehadiran Abby bersama ayahnya. Oh, rupanya Abby adalah tetangga baru yang tinggal persis di samping apartemen orang tua Owen.

Itu kali pertama Owen bertemu Abby. Pada malam berikut, di taman, depan apartemen, tempat Owen biasanya makan permen sembari bersenandung, Abby menemaninya. Di malam bersalju itu, Owen terkejut melihat sosok Abby yang telanjang kaki dan tak mengenakan jaket tebal.

"Kau tidak kedinginan?" Tanya Owen.
"Tidak," jawab Abby

Keduanya kemudian terlibat percakapan, saling berkenalan.

"Maaf, kita tidak bisa berteman," kata Abby
"Kenapa?" Tanya Owen penasaran.
"Memang tidak bisa saja. Seharusnya memang kita tidak berteman," kata Abby.

Malam-malam berikutnya mereka terus bertemu. Mereka malah menjadi teman baik. Abby yang tahu Owen adalah anak cupu di sekolah yang serign ditindas oleh teman-temannya. Abby menyarankan Owen untuk berani melawan teman-temannya.

Benih-benih suka itu tumbuh. Owen menyukai Abby. Abby dari awal sudah memberitahu Owen bahwa dia bukan perempuan, bahwa dia sudah bertahun-tahun lamanya menjadi bocah berusia 12 tahun. Tapi Owen tak peduli.

Rahasia mengenai Abby perlahan-lahan terkuak. Abby ternyata seorang vampir yang untuk menutupi wujud aslinya, ia harus meminum darah manusia. Pria yang hidup bersamanya, ternyata "pendamping" Abby yang bertugas mencari darah.

Satu per satu orang di lingkungan rumah Owen mati. Di awali dengan pemuda, alumni sekolah Owen, kemudian tetangganya. Satu lagi seorang wanita muda, yang hampir mati dihisap darahnya oleh Abby pada suatu malam.

Setelah Abby dan Owen memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih, Owen mengajak Abby untuk membuat sebuah janji yang ditandai dengan menyatukan darah mereka. Owen memngiris jari telunjuknya, darah mengalir, menetes di lantai. Abby tak tahan melihat darah segar Owen, bukannya menerkam Pacarnya, Abby malah menjilat darah Owen di lantai. Di situ, kali pertama Owen melihat wujud asli Abby.

Setelah menjilati darah Owen, Abby kabur mencari pelampiasan. Ia bersembunyi di atas pohon menunggu mangsanya. Dan perempuan muda tetangga merekalah yang menjadi korban. Beruntung si perempuan bisa diselamatkan oleh sang suami yang menyaksikan kebringasan Abby. Akan tetapi malang untuk wanita tersebut, ia malah berubah menjadi penghisap darah layaknya Abby. Dan hidupnya berakhir terbakar sinar matahari.

Singkat cerita, pendamping Abby tertangkap basah saat sedang mengincar korban. agar tak ketahuan identitasnya, si Pendamping merusak wajahnya dengan zat asam dan menyerahkan dirinya untuk dihisap oleh Abby. Kini, Abby seorang diri.

Cinta Buta

Lingkungan rumah Owen sudah tak aman lagi ditinggali oleh Abby. Apalagi FBI sudah turun tangan. Abby harus pergi. Owen awlanya tak memperdulikan kepergian Abby. Ia kembali ke sekolah dan masih menjadi bulan-bulanan teman-temannya.

Ketika Owen terancam mati, Abby yang sudah pergi entah kemana, tiba-tiba kembali dan menyelamatkan Owen. Setelah kejadian itu, Owen memutuskan untuk menjadi pendamping baru Abby.

Abby tahu betul cara untuk mendapatkan pendamping baru. Dalam pandangan saya, kali pertama Abby berkomunikasi dengan Owen adalah untuk membuat sebuah ikatan khusus, yang bisa menjadikan Owen sebagai pendamping baru. Ia realistis, pendamping lamanya sudah tua dan tak pandai lagi mencarikan darah untuknya.

Pendamping incaran Abby adalah orang-orang yang tersingkir seperti Owen. Anak kecil yang merasa tidak diperhatikan, kurang kasih sayang dan menjadi pecundang di sekolah. Abbby menyelami Owen lewat celah rasa terbuang pada diri Abby datang dengan gaya manis dan kemayu untuk memikat Owen. Dibuatnya Owen jatuh cinta.

Yang menarik, Abby tidak menutupi siapa dirinya yang sebenarnya. Ia menceritakan bahkan memperlihatkan wujud aslinya. Ia harus memastikan pendampingnya itu bisa menerima ia apa adanya dan setia menjaganya hingga tua.

Keseluran, ide cerita ini menarik. Apalagi dengan memasang dua anak kecil sebagai tokoh utama (sebenarnya film horor dengan menampilakn tokoh utama anak kecil sudah ada seperti The Orphan dan The Omen) . Ketegangan terbangun dengan baik. Demikian dengan kesan suram sepanjang film yang digambarkan apik melalui warna dan sudut-sudut pengambilan gambar.

Film ini berhasil membuat saya nggak betah lama-lama di dalam bioskop. Dan bikin saya parno sendiri setelah menonton ini. Film yang cukup menarik (bulu kuduk).

Comments