Pelangi: Buku Pertamaku


Saya tulis, saya edit, saya desain, dan saya produksi sendiri.

Saya hampir tidak percaya dengan apa yang saya temukan tadi. Wow, sebuah draft buku kumpulan cerpen yang gagal diproduksi. Nggak tahu bagaimana, tapi mendadak draft itu tergeletak di lemari buku saya. Seingat saya. Terakhir kali saya pegang-pegang draft itu, ya saat saya gagal menjadikan kesepuluh cerpen saya menjadi sebuah buku.Tapi buku itu pernah sekali terbit dan diproduksi terbatas. Hanya SATU EKSEMPLAR. Bukannya saya sok ekslusif, tapi alasan saya hanya bikin satu kopi saja karena memang diwajibkan. Harus diserahkan kepada orang yang sudah membimbing saya menuli selama setengah tahun. Almarhum Bapak Asep Sambodja. Dia dosen mata kuliah penulisan populer. Dan cerpen saya yang dibukukan itu adalah tulisan yang saya hasilkan selama belajar dengan Pak Asep.
aih matii.. cover belakangnya ga nahan

Bisa dibilang itu buku pertama saya (dan ternyata saya juga sudah nerbitin buku kedua lho. Bedanya buku kedua ini kompilasi cerpen dengan teman-teman lainnya). Saya beri judul PELANGI. Nggak tahu kenapa dari dulu saya suka banget sama pelangi. Mungkin karena pelangi warna-warni, makanya saya suka. Nah, kenapa buku ini dinamakan pelangi, karena cerpen di buku saya ini juga berwarna-warni. Ada kesedihan, ada bahagia, ada cerita serius dan lain sebagainya.


Proses pengerjaan buku ini, jujur ya cuma beberapa hari saja. Karena cerpen sebelumnya sudah saya tulis, jadi saya hanya tinggal edit sana-sini dan menyusunnya. Saya beritahu ya, semua pengerjaan buku ini, mulai dari edit, desain cover dan cetak semuanya saya kerjakan sendiri.

Saya ingat, untuk membuat cover, saya maksa belajar pakai the gimp (program corel draw di Linux). Ketika itu saya nggak mau bikin cover pakai gambar orang. Makanya, karena belajarnya singkat, hasil covernya pun pas-pasan. Cuma semburat warna-warni pelangi. Di bagian tengahnya saya beri judul PELANGI pakai huruf besar warna PINK dan nggak lupa nama saya di bawahnya.Di halaman pertama, saya kasih quote cantik tentang pelangi dari Loesje. Saya dapat quote itu ketika ada pameran Loesje di Erasmus Huis. Jadi manteman-teman, Loesje itu adalah gerakan menuliskan apa yang ada dipikiran kalian.

Balik ke halaman pertama. Berikut bunyi kutipan Loesje di halam pertama buku saya:

"Rainbow would be boring if they only had one colour"
kutipan Loesje tentang pelangi

Kata orang Jepang: Sugoooi!!! Keren kan? Saya bikin kutipan itu warna-warni supaya mewakili si pelangi.

Okay lanjut ke halam berikutnya, yaitu ucapan terima kasih. Saya ketawa guling-guling baca ucapan terima kasih yang saya tulis. Tiga halaman aja ya untuk ucapan terima kasih. Ke Ibu, Bapak, abang, ade, rekan-rekan seperjuangan Penpop, Pak Asep, temen-temen dan dosen sastra Belanda sampai si Botak Arthur.

Saya kutipin contoh kalimatnya yaaa...

"Untuk teman sekelas Penpop yang setiap Senin pagi selalu menanyakan hal yang sama: 'Eh, gimana udah dapet tema buat cerpen besok?"

"Buat Annisa 'Oneng' yang menjadikan diriku sebagai sumber cerpennya (bangga gue bisa ada di kumpulan cerpenmu)"

"Dain, die haar cerpen altijd te laat inlevert, net zoals me (Dain, yang suka telat ngumpulin cerpen kayak gw)"
ucapan terima kasih

"Mba Sekar yang selalu terinspirasi sinetron Hidayah,"

"Untuk Arthur Verbiest, Je beriekt me met de fiets,"

Aihhhhhh.... Mantap kali ucapan terima kasih yang saya buat.

Langsung ke penutup yaaa.... Abis mendadak mood saya hilang setelah chat sama seseorang. Di bagian penutup buku saya itu saya tuliskan narasi tentang diri saya.

Yang menarik pada bagian "Tentang Penulis" adalah saya menuliskan hal berikut ini:
tentang penulis

"Iboy sekarang sedang mengejar cita-citanya untuk lulus empat tahun (آمِّيْنَ) dan kemudian melanjutkan studi jurnalistik di negeri kincir angin Belanda ( آمِّيْنَ juga). Setelah menyelesaikan studi jurnalistik, Iboy berharap banget bisa kerja di Koran Belanda supaya kedua ilmu yang dimilikinya, yaitu Bahasa Belanda dan jurnalistik terpakai (آمِّيْنَ lagi!!). Doain ya semoga terkabul."

Saya kok mendadak sedih ya setelah menuliskan kembali hal ini. Satu hal yang bikin saya sedih adalah ternyata saya belum bisa mengabulkan cita-cita saya untuk melanjutkan studi jurnalistik saya.

Sebenarnya saya mau cerita lagi panjang lebar tentang buku saya ini. Kenapa draft ini cuma jadi draft, ga jadii buku? Ini karena saya salah mencetak jadi urutan halamannya berantakan. Saya juga ingin cerita tentang inspirasi cerpen-cerpen saya. Tapi, SAYA UDAH NGGAK MOOD. Maaf yaaaa...

Sebelum saya tutup blog tentang buku Pelangi, saya mau bilang ini adalah sebuah kebetulan. Minggu lalu saya menulis wish list 2011, dan salah satunya adalah menulis novel. Hari ini saya mendapatkan draft calon novel saya. Jadi saya anggap ini adalah pertanda, pelecut supaya saya bisa mewujudkan wish list 2011 saya nomor terakhir : menulis novel.

"Semoga ini langkah awal menjadi seorang penulis hebat! آمِّيْنَ


Iboy

Comments