Marah Tanpa Sebab

Saya masih kesal dengannya. Tapi mendadak saya merasa bersalah. Ini lantaran saya mengetahui alasannya tak bisa menemui saya. Dia sedang bekerja.


Ketika membaca status bbm-nya, saya langsung tahu ia sedang liputan di DPR. Sebelumnya saya kira ia libur, sehingga punya waktu untuk bertemu dengan saya. Akan tetapi kenyataannya, hari ini ia bekerja.

Nggak tahu ya, kenapa saya yakin dan percaya, dia memang sudah berniat untuk menemui saya hari ini. Dia mungkin sudah merencanakan akan bertemu setelah liputan di DPR. Ternyata, di DPR sedang ramai. Ia tidak bisa meninggalkan liputannya demi bertemu saya. Pun, kalau ia meninggalkan liputannya untuk saya, saya pasti akan menyuruh dia kembali ke DPR.

Dalam perjalanan pulang, saya coba buka portal tempat ia bekerja. Saya perhatikan berita-berita di portal itu. Memang demikian kenyataannya hingga pukul 19.00 WIB sepertinya ia masih meliput.

Oke, saya akui, kali ini saya yang kekanak-kanakan. Mendadak bete karena ia membatalkan pertemuan. Seharusnya tidak demikian. Saya tanya kenapa dia membatalkan. Tapi karena gengsi dan nanti lagi-lagi terkesan saya yang mengharapkan bertemu dia hari ini, lebih baik saya cari tahu sendiri alasannya. Dan saya menemukannya.

Okay, pria berjari lentik, selamat bekerja.

-mikrolet M17A, Pasar Minggu-Jagakarasa, menuju rumah-

Comments