Frost/Nixon : Presiden Vs Jurnalis

Poster Film Frost/Nixon [dok: google]

Dua wartawan The Washington Post, Carl Bernstein dan Bob Woodward menguak skandal Watergate. Peristiwa penyadapan markas besar Partai Demokrat oleh partai Republik. Skandal itu menyeret nama presiden ke 37 Amerika Serikat, Richard Milhous Nixon. Dugaan keterlibatan Nixon terbukti dari hasil rekaman pembicaraan telepon Gedung Putih antara Nixon dengan orang dari Partai Republik. Penyadapan tersebut diduga sebagai usaha pemenangan Nixon untuk kedua kalinya pada pemilihan presiden berikut.


Skandal ini lalu diproses secara hukum. Orang-orang yang terlibat skandal itu telah dijatuhi vonis penjara. Nixon yang diduga terkait dengan penyadapan ini tetap menjabat sebagai presiden sementara proses penyelidikan masih dilakukan. Senat dan DPR Amerika turun tangan menangani kasus ini. Saat bukti keterlibatan Nixon makin nyata, kedua lembaga legisatif ini berencana akan meng-impeachment Nixon. Menurunkan Nixon dari jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat. Lihai, si Tricky Dick, julukan Nixon, justru mengambil jalan terhormat untuk turun dari jabatannya sebelum ia diberhentikan secara tidak terhormat oleh Senat dan DPR. Tepat tahun 1974, Nixon mengumumkan pengunduan dirinya.


Dua tahun, Nixon absen dari percaturan politik Amerika. Hingga pada 1977, Nixon menyatakan kesediannya untuk tampil dalam sebuah seri wawancara ekslusif dengan seorang presenter Inggris, David Frost. Sebenarnya tak hanya David Frost saja yang berminat untuk membawa mister Presiden ini kembali ke publik. CBS pada saat yang sama juga mengajukan tawaran pada Nixon. Sayang, CBS ditolak. Wawancara itu adalah pemunculan pertama Nixon di publik Amerika setelah peristiwa pengunduran dirinya.


Peristiwa bersejarah yang saat itu disaksikan oleh satu juta penonton direka ulang dalam bentuk drama oleh Peter Morgan tahun 1992. Lakon Frost/Nixon ini dipentaskan di panggung teatar di Inggris dan di Broadway. Ron Howard kemudian mengadaptasi cerita ini. Peter Morgen kembali dipercaya untuk menuliskan skenario film ini. Proses produksi dimulai tahun 2007 dan diedarkan secara terbatas pada akhir Desember. Baru pada 23 Januari film ini dipertontonkan secara luas ke publik di Amerika dan Inggris Raya.


Kalah telak


Frost/Nixon adalah film drama tentang sejarah. Film ini membawa melihat kembali peristiwa yang terjadi di tahun 1974. Kamera merekam pidato pengunduran diri Nixon hingga lambaian tangan Nixon saat meninggalkan White House menggunakan helikopter. Penampilan Nixon di depan masyarakat Amerika itu disiarkan secara langsung dan disaksikan lebih dari empat juta penduduk dunia. David Frost pun menyaksikan pidato itu. Frost adalah presenter komedi kenamaan asal Inggris. Dengan logat British-nya yang kental ia dikenal dengan kalimatnya "Hello, good evening and welcome". Frost pun berkeinginan untuk mewawancarai Nixon.


Dimulailah usaha Frost untuk mendapatkan Nixon. Selain Frost, stasiun tv CBS juga mengajukan tawaran untuk mewawancarai mantan presiden Nixon. Tawaran itu ditolak lantaran pundi-pundi dollar yang ditawarkan jauh lebih besar. 600.000 dollar Amerika. Alasan lainnya karena staf kepresidenan Nixon, Jack Brennan menilai pertanyaan yang akan diajukan oleh Frost tak akan sesulit presenter dari CBS. "Frost bukan kelas Anda. Wawancara ini bisa memperbaiki reputasi Anda," kata Brennan. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Frost dan teman-temannya justru menyiapkan segalanya dengan matang. Sampai-sampai Frost menggandeng dua investigator Bob Zelnick dan James Reston Jr. Keduanya bertugas menyusun materi wawancara. Dan untuk kedua kalinya, kubu Nixon kembali 'tertipu' oleh kubu Frost. Dalam perjanjian materi wawancara, pihak Nixon meminta agar Frost tidak menyinggung masalah Watergate. Brennan membatasi pertanyaan seputar biografi Nixon, kebijakan politik dalam dan luar negeri, dan penanganan perang Vietnam


Wawancara terdiri dari empat sesi. Sesi pertama kedua dan ketiga, Nixon menunjukan tajinya sebagai orang yang berbelit, sinis dan arogan. Nixon berhasil menekan Frost. Setiap pertanyaan yang diajukan Frost dijawab berputar-putar oleh Nixon. Durasi yang dua jam setiap sesi habis untuk mendengarkan jawaban panjang dari Nixon. Frost sama sekali tak memunyai kesempatan untuk menyela. Tiga kosong. Tiga wawancara berhasil dikuasai oleh Nixon.


Empat hari sebelum wawancara sesi terakhir direkam, Nixon menghubungi Frost. Saat itu Nixon dalam keadaan mabuk. Nixon memperingatkan Frost bahwa siapa pun di antara mereka yang kalah dalam wawancara itu akan menghadapi kehancuran. Frost, selain gagal mengulik apa yang sesungguhnya ia ingin tanyakan, juga akan bangkrut karena harus membayar 600.000 dollar Amerika pada Nixon. Demikian sebaliknya, reputasi Nixon akan semakin buruk jika Frost berhasil memaksanya bicara. Omongan Nixon itu membuat Frost tergugah untuk melakukan riset mengenai skandal Watergate. Empat hari waktu yang tersisa, Frost mengajak Reston untuk riset bersama.


Kerja kerasnya selama empat hari membuahkan hasil. Frost berhasil menekuk Nixon di sesi wawancara terakhir. Frost berani mengajukan pertanyaan tentang Watergate dan memotong jawaban Nixon yang berbelit. Frost berhasil memancing emosi Nixon. Ia pun tak lagi setenang wawancara sebelumnya. Sifat asli sang presiden yang suka melontarkan kata-kata kotor keluar. Kalimat mengutuk seperti "son of a bitch" berkali-kali keluar ketika dilontarkan pertanyaan mengenai apakah ia membakar beberapa hasil rekaman pembicaraan Nixon dengan orang dari Partai Republik. Berondongan pertanyaan Frost seputar Watergate membuat emosi Nixon tak terbendung. Nixon pun akhirnya menyerah. Ia mengakui kesalahannya. "Saya telah menjatuhkan negara saya, dan yang terburuk saya telah menghancurkan mimpi para pemuda yang ingin bekerja di Pemerintahan. Dan sekarang mereka akan berpikir; 'Oh, mereka (pejabat pemerintah) hanya bisa korupsi'. Saya akan menanggung beban ini selama sisa hidup saya. Kehidupan politik saya telah usai," kata Nixon berkeringat.


Kurang akurat


Dua tokoh utama di film ini adalah aktor yang sama yang bermain dalam versi panggung Frost/Nixon. Richard Nixon diperankan oleh Frank Langella, sedangkan David Frost oleh Michael Sheen. Akting keduanya tak perlu diomong lagi. Keduanya sudah lama wara-wiri di layar lebar. Langella, melalui perannya sebagai Nixon berhasil meraih penghargaan Las Vegas Film Critics Society untuk kategori Aktor terbaik. Bentuk punggung Langella yang bulat dan suaranya yang berat berhasil menghidupkan sosok Nixon. Bahasa tubuh dan mimik mukanya Richard Nixon yang sombong, sinis dan arogan diperankan dengan baik oleh Langella. Terutama pada adegan klimaks, saat emosi Nixon meledak-ledak menanggapi pertanyaan seputar Watergate.


Namun belum sejenius Philip Baker Hall yang berhasil memerankan Nixon dalam film serupa berjudul Secret Honor (1984). Hall bermonolog dalam film berdurasi 90 menit ini. Ia meluapkan kemarahan, kecurigaan, kesedihan, kekecewaan dan hidupnya yang kontroversial di sebuah kamar di rumahnya di New Jersey selama 90 menit lamanya. Hall bermain habis-habisan dan mengerahkan semua kemampuan aktingnya di film besutan Robert Altman.


Film tentang sejarah sering kali tersandung masalah keakuratan. Contohnya adalah JFK yang disutradarai oleh Oliver Stone. Film drama dokumenter ini menurut banyak pengamat agak melenceng dari sejarah yang sebenarnya. Kritik dilayangkan lantaran Stone memasukan unsur fiksi yang sulit ditemukan perbedaannya. Ketidakaluratan sejarah di film JFK memakan perdebatan panjang diantara sejarawan dan kritikus film.


Dalam Frost/Nixon, ketidakakuratan itu diungkapkan oleh John Aitken, orang terdekat Nixon yang pula menulis biografi Tricky Dick. Adegan Nixon mabuk dan menelpon Frost tidaklah nyata. Dalam sesi wawancara terakhir versi nyata, Frost tidak menekan Nixon untuk mengakui kesalahannya. Pengakuan tentang Watergate adalah hal yang sudah direncanakan dengan pertimbangan matang dan bantuan dari tim penasehat. Hal ini sudah diatur oleh Frost agar dapat memancing Nixon untuk berbicara lebih banyak mengenai hal itu. "Dari awal hingga akhir, cerita ini telah mendapat sentuhan artistik dari Peter Morgan," ungkap Aitken.


Frost/Nixon bukan satu-satunya film yang mengangkat tragedi Watergate ataupun biogarfi Richard Nixon. Sebelumnya ada All The President's Man (1976) yang mengisahkan sepak terjang dua wartawan The Washington Post dalam mengungkap skandal Watergate. Secret Honor (1984) dan Nixon (1995) yang diperankan oleh Anthony Hopkins. Dari keempat film tersebut, All The President's Man merupakan yang terbaik. Kisah kegigihan Berstein dan Woodwart dalam mengungkap skandal Watergate menginsipirasi para wartawan untuk melakukan hal serupa. Meskipun demikian, Forst/Nixon pun mengikuti film-film sejenis lainnya yang tak absen dalam daftar nominasi Piala Oscar. Tahun ini Frost/Nixon berhasil masuk lima nominasi Piala Oscar.-Rizky Amelia-

Comments