Berubah Menjadi Baik

"Mushola dimana ya?" tanya seorang pria bertubuh tambun yang duduk tepat di depan saya.

Saya terdiam. Begitu juga dua orang teman yang lain. Sepertinya, kami terdiam untuk alasan yang sama.

Untuk apa seorang Nebby, nama teman saya itu menanyakan letak mushola di gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi [Tipikor] Jakarta.

"Di lantai 7 ada," Fathan akhirnya menjawab.

Nebby masih sibuk dengan laptopnya. Sekitar 15 menit usai mendapat jawaban dari Fathan, Nebby bangun dari duduknya dan pergi.

Saya tidak mempedulikan kemana Nebby pergi. Mungkin mencari minum, sebab Nebby sudah dua kali menegak air mineral milik saya.

Beberapa saat kemudian, Nebby kembali. Wajahnya cerah, rambutnya basah. Mungkin kah Nebby habis berdoa kepada Allah Taala?

Ya. Benar sekali. Hari ini, untuk pertama kalinya, saya melihat Nebby shalat. Fathan dan Roy yang mengetahui Nebby mendadak menjadi religius langsung melontarkan komentar bernada menggoda.

"Kenapa lu shalat? Biasanya sih karena ada masalah atau kesulitan," kata Fathan.

Sementara Roy, kawan baik Nebby, terkesan tidak bisa terima dengan perubahan Nebby.

"Wah, parah lu. Butuh arak Bali nih kayaknya," kata Roy.

Saya pun ikutan berkomentar. Akan tetapi sebelum berkomentar, saya mencoba mengingat-ingat kejadian yang berhubungan dengan Nebby.

Aha. Otak saya memutar rekaman saat saya membaca status BBM Nebby yang akhir-akhir ini sering menyinggung nama Tuhan.

"Ada apa Neb? Kok?" tanya saya.

Nebby hanya tersenyum sembari merapikan kaca mata dan poninya.

"Alhamdulillah ya. Sesuatu banget," jawab Nebby yang tengah keranjingan mengucapkan kalimat a la Syahrini.

Ketika Maghrib menjelang, dan waktu shalat Ashar segera berlalu, saya dengan bergegas mengambil air wudhu.

Dalam perjalanan menuju toilet, saya berpapasan dengan Nebby yang basah dengan air wudhu. Saya lalu menggodanya.

Merentangkan kedua tangan saya lebar-lebar dan bersiap mendekap tubuh tambun Nebby. Jika melihat sikap Nebby selama ini, seharusnya dia menyambut pelukan saya. Akan tetapi, Nebby terus menghindar. Ia meminta saya jangan menyentuhnya yang sudah suci itu.

"Free hug, Neb. Masak nggak mau?" Celoteh saya.

Setelah kejadian itu, saya merenung. Mengapa saya harus menggoda Nebby? Mengapa saya harus menyangsikan perubahan Nebby menjadi orang yang lebih baik. Mengapa saya dan teman-teman harus melontarkan olokan atas perubahan seseorang.

Rasanya tidak etis. Seseorang yang berubah menjadi baik lantas diejek dan digoda. Seharusnya kita mendukung perubahan tersebut dan bersyukur karena orang tersebut telah berniat dan melakukan perubahan positif dalam hidupnya.

Saya jadi merasa menyesal. Kok tadi saya memperolok perubahan Nebby ya? Walaupun niatan saya tadi hanya bercanda, tapi tetap saja rasanya kurang baik.

Maaf ya Neb. Semoga niatan untuk berubah menjadi baik itu tetap terjaga walaupun ada godaan dari teman-teman.

Apapun itu alasan perubahannya, saya dukung.


Comments

  1. Kita harus menghargai niat seseorang yang ingin berbuat baik.

    ReplyDelete
  2. setuju sekali mba Bali Bening. jadi pengen ke Bali deh :)

    ReplyDelete

Post a Comment