Perjodohan


Meski sakit, saya tetap bekerja dan menikmati hidup seperti biasanya. Maksud menikmati hidup di sini adalah gila-gilaan, ketawa, saling mencela, berbagi cerita dengan rekan kerja.

Hari ini berbeda karena ada bahan becandaan baru tentang diri saya sendiri. Mmm, sebenarnya nggak baru-baru amat sih.

Saya tidak bercerita ataupun bergosip ke teman-teman di KPK tentang diri saya. Yang saya lakukan hanya memanggil seorang teman, Ratna namanya, dengan sebutan Adik Ipar.

Sebagai wartawan, teman-teman saya itu pasti penasaran, mengapa saya memanggil Ratna dengan sebutan adik ipar.

Di KPK, hanya beberapa orang yang tahu tentang "ipar-iparan" ini. Icha, Novi dan Isma.

Ceritanya begini, hari terakhir kerja sebelum libur Lebaran, tiba-tiba saya, Icha, Novi dan Ratna membicarakan pasangan.

Ilustrasi [Foto : Dok ini ]

Ratna merekomendasikan kakak laki-lakinya yang belum menikah kepada saya dan Icha.

Dengan murahan, saya mengajukan diri, daftar untuk jadi calon istri Dokter Rahmat. Yup, nama pria yang sudah matang dari segi usia dan mungkin kepribadian adalah Rahmat.

Saya minta nama lengkapnya karena ingin tahu wujud rupa pria yang berprofesi sebagai dokter itu.

Ratna lalu menjelaskan secara singkat tentang kakaknya dan kriteria perempuan idamannya. Menurut Ratna, Pak Dokter tidak muluk-muluk. dia ingin punya pendamping yang bisa diajak hidup susah. Ratna pernah cerita, kakaknya itu pernah jadi dokter umum di Papua. Itu sebabnya, calonnya Mas Rahmat harus bisa hidup susah.

Syarat selanjutnya adalah harus siap tinggal di luar negeri. Yay, itu mah cocok banget sama saya. Saya siap banget tinggal di luar negeri. Malah kalau perlu tidak usah kembali ke Indonesia.

Sekilas info tentang si dokter cukup menarik perhatian saya. Sebagai stalker sejati, saya langsung mencari Facebook-nya dan meng-googling namanya.

Ah, sayang. Informasi tentang dia di dunia maya sangat sedikit. Facebook-nya diprotect, tapi saya sudah add dia sebagai teman walaupun sampai saat ini belum di approve.

Please jangan berasumsi kalau saya ini ngebet sama kakaknya Ratna. Serius, ini cuma becandaan di antara saya, Ratna, Icha, Novi dan Isma.

Kenapa saya nggak menanggapi ini secara serius, karena ketemu saja orangnya saja belum pernah. Pak dokter itu lagi sekolah S2 Public Health di Spanyol.

Walaupun nggak serius "mengejar" kakaknya Ratna, tapi saya suka becandain Ratna dengan "ipar-iparan" ini.

Contohnya tadi, saat saya mau pulang, Ratna merengek minta ditemani makan.

"Hayo, temenin makan. Nanti saja pulangnya," kata perempuan asal Malang ini.

"Elo gw temenin makan, tapi kakak elo jadi sama gw," komentar saya bercanda.

Ahahaha, semoga Ratna nggak menganggap permainan perjodohan ini serius.

Mmm, tapi kalau facebook saya di approve dan kami lantas berteman, lalu menjadi dekat, lalu.... Ya, siapa yang tahu ya.

Kalau itu sampai kejadian, komentar saya cuma satu:

Alhamdulillah ya. Sesuatu banget

[Kok saya jadi nggak konsisten be gini ya. Di awal bilang nggak ngebet, tapi akhir-akhirnya justru terlihat berharap. Yaaah, begitulah saya .L.A.B.I.L.]

Comments