Maafkan, untuk blogpost kemarin baru sempat saya posting hari ini.
Seminggu ini saya sibuk banget. Terutama terkait urusan kerja. KPK dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi [Tipikor] Jakarta sedang ramai.
Di KPK misalnya dalam seminggu ini, riuh rendah karena ada pemeriksaan Angelina Sondakh anggota DPR Komisi X, Ali Mudhori staf khusus Menteri Tenaga Kerja, Michael Manufandu mantan Duta Besar RI untuk Kolumbia dan sejumlah saksi-saksi lain dari kasus dugaan suap di Kemenakertrans.
Menunggu orang-orang itu menjalani pemeriksaan sangat melelahkan. Apalagi, pemeriksaan kadang berakhir tengah malam. Yang militan, pasti akan menunggu sampai pemeriksaan selesai sehingga bisa mendapatkan komentar dari terperiksa.
Kalau saya, jam 10 sudah tepar dan memutuskan pulang. Alasan utama saya sekarang, karena daerah rumah saya sekarang sedang rawan dengan peristiwa kriminal. Minggu ini saja ada berita menghebohkan soal pemerkosaan seorang wanita oleh supir angkot.
Saya nggak mau itu terjadi dengan saya. Makanya, saya lebih memilih meninggalkan lokasi liputan lebih awal, dibanding mengorbankan diri untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
Lalu di Pengadilan Tipikor, ada sejumlah sidang yang saya liput seminggu ini. Kasus suap wisma atlet dengan terdakwa Mindo Rosalina Manulang dan M El Idris, sudah masuk pada sidang tuntutan. Terdakwa lain dari kasus yang sama, Wafid Muharram, sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Kemudian ada putusan sela kasus dugaan korupsi PLN dengan terdakwa Eks Dirut PLN Eddhie Widiono. Lalu ada kasus Gayus.
Sejak Rabu ini, kesibukan saya ditambah dengan mengajar Bahasa Indonesia. Setiap pagi, jam 8 teng, saya harus sampai di apartemen murid saya.
Kebayang kan. Saya harus bangun jam 5, mandi, mengejar busway pukul 6, antri hingga pukul setengah 7 dan sampai tujuan pukul 8.
Setelah mengajar, saya langsung menuju KPK atau tipikor.
Nah, malamnya, karena mempersiapkan bahan ajar, saya jadi menomorduakan menulis di blog ini. Ada satu blog dengan judul Bertemu S*MS yang saya tulis dan posting jam 5 pagi sebelum sibuk persiapan mengajar.
Oke, anggaplah saya mencari-cari alasan untuk dibenarkan dengan memposting blog saya yang terlambat.
Siang sebetulnya bisa saya lakukan. Hanya saja, saya lebih suka me-review semua kejadian hari ini di malam hari. Saya pilih mana yang paling berkesan untuk dituliskan dalam blog ini.
Tapi, saking lamanya berpikir mau menuliskan kisah yang mana, saya justru ketiduran.
Harap dimaklumi ya. Saya hanya manusia biasa.
Hehe, sampai bertemu pada blogpost berikutnya. Hari ini, saya akan melakukan hal-hal menyenangkan dengan teman kuliah saya. Nggak sabar untuk menjalani Sabtu mendung ini.
Astalavista
Seminggu ini saya sibuk banget. Terutama terkait urusan kerja. KPK dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi [Tipikor] Jakarta sedang ramai.
Di KPK misalnya dalam seminggu ini, riuh rendah karena ada pemeriksaan Angelina Sondakh anggota DPR Komisi X, Ali Mudhori staf khusus Menteri Tenaga Kerja, Michael Manufandu mantan Duta Besar RI untuk Kolumbia dan sejumlah saksi-saksi lain dari kasus dugaan suap di Kemenakertrans.
Menunggu orang-orang itu menjalani pemeriksaan sangat melelahkan. Apalagi, pemeriksaan kadang berakhir tengah malam. Yang militan, pasti akan menunggu sampai pemeriksaan selesai sehingga bisa mendapatkan komentar dari terperiksa.
Kalau saya, jam 10 sudah tepar dan memutuskan pulang. Alasan utama saya sekarang, karena daerah rumah saya sekarang sedang rawan dengan peristiwa kriminal. Minggu ini saja ada berita menghebohkan soal pemerkosaan seorang wanita oleh supir angkot.
Saya nggak mau itu terjadi dengan saya. Makanya, saya lebih memilih meninggalkan lokasi liputan lebih awal, dibanding mengorbankan diri untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
Lalu di Pengadilan Tipikor, ada sejumlah sidang yang saya liput seminggu ini. Kasus suap wisma atlet dengan terdakwa Mindo Rosalina Manulang dan M El Idris, sudah masuk pada sidang tuntutan. Terdakwa lain dari kasus yang sama, Wafid Muharram, sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Kemudian ada putusan sela kasus dugaan korupsi PLN dengan terdakwa Eks Dirut PLN Eddhie Widiono. Lalu ada kasus Gayus.
Sejak Rabu ini, kesibukan saya ditambah dengan mengajar Bahasa Indonesia. Setiap pagi, jam 8 teng, saya harus sampai di apartemen murid saya.
Kebayang kan. Saya harus bangun jam 5, mandi, mengejar busway pukul 6, antri hingga pukul setengah 7 dan sampai tujuan pukul 8.
Setelah mengajar, saya langsung menuju KPK atau tipikor.
Nah, malamnya, karena mempersiapkan bahan ajar, saya jadi menomorduakan menulis di blog ini. Ada satu blog dengan judul Bertemu S*MS yang saya tulis dan posting jam 5 pagi sebelum sibuk persiapan mengajar.
Oke, anggaplah saya mencari-cari alasan untuk dibenarkan dengan memposting blog saya yang terlambat.
Siang sebetulnya bisa saya lakukan. Hanya saja, saya lebih suka me-review semua kejadian hari ini di malam hari. Saya pilih mana yang paling berkesan untuk dituliskan dalam blog ini.
Tapi, saking lamanya berpikir mau menuliskan kisah yang mana, saya justru ketiduran.
Harap dimaklumi ya. Saya hanya manusia biasa.
Hehe, sampai bertemu pada blogpost berikutnya. Hari ini, saya akan melakukan hal-hal menyenangkan dengan teman kuliah saya. Nggak sabar untuk menjalani Sabtu mendung ini.
Astalavista
Comments
Post a Comment