Kerusuhan Kecil Di Konser Westlife

Shane Filan, Kian Egan, Mark Feehily dan Nicky Byrne muncul dari sisi kiri dan kanan panggung yang dibangun megah di Tenis Indoor, Senayan.

Malam itu, keempat pria yang tergabung dalam grup vokal Westlife kembali ke Jakarta, menggelar konser untuk keempat kalinya.

Tampil dengan suits berlapis longcoat hitam, Westlife memulai konser nostalgia ini dengan menyanyikan lagu upbeat, When You're Looking Like That.

Empat bapak-bapak ini lincah bergoyang di atas panggung. Senyum sumringah mengembang di wajah mereka.
Tapi senyum itu kemudian menghilang. Shane, leadvocal Westlife tampak cemas pada saat menyanyikan lagu World Of Our Own. Seluruh badannya bergoyang serempak dengan gerakan ketiga personil Westlife lainnya. Mulutnya tetap komat-kamit menyanyikan lagu upbeat tersebut.

Namun raut wajah Shane tampak datar. Mungkin teringat anak istri di Irlandia sana, yang entah sudah berapa lama ditinggalkan gara-gara Westlife Gravity World Tour.

Di pertengahan lagu, Shane beberapa kali curi mengobrol dengan Kian dan Nicky. Entah apa yang diobrolkan. Dari bawah panggung, hanya terlihat air muka Shane yang tampak cemas. Kenapa Shane?

Selesai lagu tersebut, Shane meminta penonton untuk berhenti saling mendorong.

"Jangan mendorong ke depan. Tolong mundur," kata Shane.

Penonton bergeming. Pada lagu berikutnya tetap terjadi aksi dorong-mendorong. Semua penonton kelas festival ingin bisa berdiri sedekat mungkin dengan idolanya.

Saling dorong sudah terjadi sebelum konser dimulai. Ketika salah seorang tim dari Westlife wara-wiri di balik layar, penonton langsung histeris dan ingin melihat. Di situlah awal aksi dorong-dorongan terjadi.

Kemudian, saat band pembuka XOIX muncul, dorong-dorongan kembali terjadi.

Akan tetapi, puncaknya tentu saat Westlife naik panggung.

Saya berdiri hanya sekitar lima meter dari batas panggung. Posisi saya dan kedua teman saya persis di bagian tengah.

Tapi, saat aksi dorong terjadi, saya makin menepi ke kanan. Dua teman saya, entah terdorong kemana.

Saat Westlife mulai menyanyi, dorongan itu makin kuat. Kami yang berada di tengah, terombang-ambing. Terbawa arus dorong dari kiri, dari kanan dan dari belakang. Ini sama seperti aksi moshing di konser band rock/metal.

Sejumlah penonton wanita yang sudah tampak pucat dan mandi keringat, sadar diri untuk mundur ke belakang. Sementara mereka yang berstamina kuat, terus bertahan terombang-ambing di tengah lautan manusia.

Di atas panggung, keempat personil Westlife makin cemas. Dorong-mendorong yang terjadi di bawah panggung bisa membahayakan nyawa para penonton.

Atas dasar itu, Mark bersuara dan memutuskan untuk menghentikan konser sampai penonton benar-benar berkomitmen tidak saling mendorong.

Permintaan Mark itu tidak diindahkan. Tak mungkin mundur ke belakang, karena bagian belakang pun sudah sangat penuh.

Mark, Shane, Kian dan Nicky tampak putus asa dan meminta promotor untuk menasehati penonton. Managing Director Marygops, Shaane P Harjani digiring ke depan panggung oleh keempat personil Westlife.

Shanee bernasib sama. Permintaannya tak dihiraukan karena memang penonton tak mungkin mundur ke belakang.

Salah seorang panitia kemudian ambil kendali. Ia minta semua penonton festival secara perlahan duduk.

Penonton di bagian depan panggung sudah mulai duduk. Akan tetapi imbas penonton di bagian belakang terdorong mundur dan posisi berdiri jadi semakin berhimpitan.

Sembari mengatur penonton, sejumlah manajemen Westlife berbaik hati melempari penonton dengan minuman dingin. Mungkin mereka menyaksikan wajah penonton yang kehausan dan kelelahan. Padahal sebelumnya, Marygops menyita semua makanan dan minuman penonton di pintu masuk.

Botol air mineral merek Evian melayang-layang di udara. Penonton yang berhasil mendapatkan minum, lalu menggillir botol tersebut untuk diminum oleh penonton lainnya. Pihak Marygops pun ikut-ikutan menghadiahi penonton dengan air mineral dan minuman ringan lainnya.

Setelah penonton tampak tenang, mereka diminta menyebar ke sisi kiri dan kanan panggung. Tidak hanya terkonsentrasi di bagian tengah panggung.

Karena sisi kiri dan kanan panggung pun sudah penuh, sebagian penonton digiring naik ke tribun. Saya, karena memikirkan keselamatan dan kenyamanan, memutuskan ikut naik.

Tak apalah rela duduk di atas, di kelas tribun seharga Rp 725 ribu. Meski sudah mahal-mahal beli tiket kelas Festival seharga Rp 825 ribu. Daripada terjadi sesuatu yang membahayakan pada diri saya, lebih baik mengalah menyelamatkan diri ke atas.

Setelah semua tertata rapi, Westlife kembali ke muka panggung. Mereka menyanyikan lagu My Love.

Imbas dari peristiwa chaos tersebut, Westlife tak menyanyikan medley lagu-lagu milik Rihana "Only Girl", Black Eyed Peas "The Time" dan Lady Gaga "Bad Romance".

Lagu No One's Gonna Sleep Tonight juga tak dinyanyikan. Padahal lagu tersebut terdapat dalam daftar lagu yang dinyanyikan Westlife malam itu. Lagu yang lumayan bisa memancing penonton untuk bergoyang itu diganti dengan lagu My Love yang bertempo lambat.

Kecewa? Tentu saja. Akibat "kerusuhan" itu Westlife tidak memberikan penampilan terbaiknya. Kontak dengan penonton pun tidak terjalin dengan baik. Tidak ada komunikasi intens antara idola dan penggemarnya. Yang ada hanya omongan dari Westlife agar penonton lebih tenang saat menyaksikan aksi panggung mereka.

Pihak Marygops, sebagai penyelenggara konser ini seharusnya bisa mengkondisikan situasi dalam konser. para kru Marygops tampak tak berfungsi. Begitu pula sejumlah aparat kepolisian. Mereka tidak cekatan untuk mengurusi kericuhan kecil tersebut.

Yah, lagi-lagi saya mencoba berpikir positif. Marygops tergolong baru dalam kancah perhelatan musik internasional. Maka maklumi sajalah kalau konser berujung seperti itu.

Comments

  1. huhuuu.. gw juga baca tuh di TL-nya Nicky sama Kian semalam.. duh, mengecewakan yaa.. padahal udah ditunggu-tunggu,, gara-gara penonton juga jadi gak bisa dapet penampilan yang oke deh. hiks...

    ReplyDelete
  2. aduh mei. smalem rusuh bener. dan lo tahu ya si promotornya ga pro bangeeettt! tunggu cerita selanjutunya..

    ReplyDelete

Post a Comment