Belajar Menari.Jadi Model Sehari

Kegiatan di hari kedua ini bakal terkonsentrasi di Grand Indonesia (GI). Tapi, sebelum bergaul di GI, mari-mari latihan nari lagi sama Mas Eko.

Seingat saya, di hari kedua latihan nari sesi pagi, Mas Eko belum masuk ke koreo. Masih kekeh sumekeh melakukan yoga. Kali ini, Yoganya lebih parah. Kaki ditekuk, badan dimiringin, tangan direntangin selebar mungkin.

Satu kali Mas Eko nyamperin saya dan memperbaiki posisi yoga saya. Jadi posisi yoganya itu seperti sujud, Tangan kiri memegang pergelangan kaki kanan saya. Tubuh saya lalu diputar ke kiri sampai menyentuh lantai. Saya cuma bisa teriak lirih kesakitan.

Pulang ke camp, pastinya seluruh tubuh saya cekot-cekot. Saya kemudian sarapan, mandi dan melakukan hair treatment lagi dengan Mas Jerry. Rambut saya ditrim (dipotong ujung-ujungnya yang kering dan pecah-pecah). Kemudian dicatok. Selesai dicatok dipotong lagi dibuat berlayer. Cakep deh pokoknya rambut saya setelah disentuh tangan ajaib Mas Jerry yang ganteng ituuh.

Karena rambut saya segambreng, maka butuh waktu selama dua juta tahun cahaya untuk mencatok. Hehe.. intinya saya makan waktu paling lama untuk urusan rambut. Teman-teman saya harus menunggu saya selesai mempercantik rambut. Nggak enak. Makanya Mas Jerry kemudian bilang, besok saya kalau bisa saya jadi orang pertama yang dicatok.

Dengan berseragam kaos biru gelap, kami bersepuluh berangkat menuju GI. Ceritanya mau numpang makan siang sama pemotretan dan wawancara di Fimela.com. 

Kami didandani oleh make up artis dari Bobby Brown dan dipakaikan baju-baju yang bikin mupeng. Kalau saya dipakaikan dress bahan spandek warna biru tua dan dibalut dengan coat tie die nuansa biru putih gombrong. Lucu banget. Saya pengen punya coat yang konon katanya dibuat dari batik jumputan.

Dan saatnya bergaya di depan kamera bak model. Untung ada pengarah gaya, jadi saya nggak mati gaya di depan kamera.

Tsaaaaaahh, gaya banget dah. Berasa model pro

Pemotretan kelar, kami diwawancara satu persatu soal cerita kami bisa berpartisipasi dalam acara Dove Swing it On Contest, soal rambut, soal kegiatan kami dan lain sebagainya.
Setelah semua kegiatan di fimela selesai, kami makan malam di Social House. Ini pertama kali saya ke restoran dengan desain interior yang ciamik.

Atas saran Mba Andina, Brand Manager Dove, saya memesan Short Ribs. Enak banget. Disajikan dengan union ring. Porsinya kecil tapi mengeyangkan.

Eh, kami kehadiran tamu spesial lho pas makan malam. Tebak siapa? Yup. Mia Estiyanti. Booookkk, dezeee cuanteeekkk banget!! Tinggi semampai, rambutnya indah, mukanya cling-cling, humble, logatnya lucu dan kocak. Perfection deh Bunda Maia ini.

Bunda Maia. She looks  gorgeous!!

Kami mengobrol sedikit dengan Bunda Maia. Soalnya si Bunda "diculik" oleh tim KompasTV untuk kasih testimoni soal Dove Beauty Camp ini.

Makan malam selesai, kami dibawa kembali ke asrama. Ya allah, tolong saya kebelet poop selama perjalanan GI- Rancamaya. Saya nahan keinginan buang hajat sampai saya tiba di tempat latihan nari.

Nah, pas sampai sana pun saya cuma dikasih waktu lima menit untuk poop. Mana enak poop dibatasin waktunya?? Belum lagi toiletnya penuh. Musti nunggu deh.

Selesai poop, saya bergabung dengan teman-teman lainnya yang sudah mulai latihan. Nah, malam ini kami dikasih koreografi tariannya. Gerakannya agak ribet, mengkombinasi antara gerakan kaki, tangan dan kepala.

Saya paling susah nih untuk urusan mensingkronkan kepala, tangan dan kepala. Akibatnya, saya keteteran saat nari. Out of tempo.

Saya panik. Saya nggak bisa menghapal semua gerakan. Sesampainya di rumah, saya dan beberapa teman memutuskan untuk latihan di lantai bawah. Akan tetapi, karena beberapa panitia meminta kami istirahat, kami memutuskan untuk melanjutkan latihan di dalam kamar. Lidya, yang paling fasih menari membantu kami mengulang gerakan yang sudah diajarkan Mas Eko.

Sekitar pukul satu dini hari, kami baru berhenti latihan. Besok, kami masih harus bangun pagi dan kembali berlatih tari.