Pilih Siapa?

Hari ini super duper hectic. Ngajar, ambil laptop, liputan, ngajar. Doh, capenya minta ampun. Tapi rasa lelah yang to the max itu terbayar ketika semua things to do hari ini berhasil saya selesaikan.

Selain cape, tadi siang saya juga dilema. Gara-gara teman baik saya yang baru datang dari Spanyol mengajak makan malam bersama. Jam makan malam yang ia tawarkan persis bertepatan dengan waktu saya mengajar.

Ah, saya bingung minta ampun. Cukup lama saya nggak merespon sms darinya. Saya pengen banget ketemu sama dia. Saya kangen. Sudah tidak lama bertemu dan mengobrol.

Tapi, saya akhirnya berketatapan hati untuk menolak tawarannya. Pertimbangannya, dia akan tinggal lama di Indonesia. Saya bisa ketemu dia kapan saja. Tempat kerjanya tak terlalu jauh dari lokasi saya liputan. Gampang lah. Masih banyak waktu untuuk bertemu dengannya.

Agak nyesek juga waktu harus mengirimkan balasan kalau saya tidak available malam ini. Apalagi, saya juga memberitahu dia bahwa saya mulai besok hingga hari minggu tidak akan punya waktu lowong. Artinya, baru minggu depan saya bisa bertemu dengannya.

Alhamdulillah, dia terima-terima saja diajak bertemu minggu depan. Yaay, saya nggak sabar mau ketemu dengannya. Secepatnya.

Dan pukul 18.00 WIB (eh, molor setengah jam karena si murid masih meeting) tadi, saya akhirnya mengajar. Murid saya yang satu ini super sibuk. Dalam sebulan, dia  cuma punya waktu sehari untuk belajar. Makanya saya ngebela-belain ngajar dia. Supaya kontrak belajar saya dan dia cepat selesai.

Bayangkan. Saya dan dia sudah mulai belajar sejak September atau Oktober tahun lalu. Tapi saya baru empat atau lima kali mengajarnya. 

Saya pengen cepat-cepat menuntaskan 20 kali pertemuan bukannya karea saya nggak menikmati mengajar dia. Tapi saya agak miris setiap kali belajar, dia pasti sudah lupa semua yang saya ajarkan. Kok terkesan saya nggak baik menyampaikan materi belajar ke dia (haha, kadang-kadang sih).

Hmm, tapi, hari ini waktu saya mengajar dia, Bahasa Indonesianya semakin baik. Saya senang dia sudah tidak bingung lagi membedakan angka tiga dengan tujuh, atau empat dengan enam. Dia juga sudah pandai menyebutkan jam  dalam bahasa Indonesia. Hihihi... lumayan berhasil sharing ilmu saya ke dia.

Selesai mengajar, saya senyum-senyum sendiri. Semua kewajiban sudah saya lakukan insyaallah dengan baik.  Hilang deh semua rasa lelah.

Eh, tapi.. pas pulang ternyata harus packing. Blog ini ditulis nyambi packing liburan lima hari.

Okay, let's pack my bag and ready for the journey tomorrow.

Comments