Going Solo: Keliling Phi Phi Islands

The best part dari traveling ini adalah tur di Kepulauan Phi Phi. Saya sangat excited sampai nggak bisa tidur semalama (sebenarnya sih gara-gara parno dengan kamar yang mengerikan). Sekitar jam enam pagi, alarm handphone saya berbunyi.

Mata sudah melek. Terpaksa harus bangun. Mau mandi, tapi dingin dan masih saja ngeri. Mengintip dari balik jendela, belum ada tanda-tanda kehidupan. Di luar masih gelap.

Bangun kepagian ini, saya manfaatkan untuk beres-beres. Karena, hari ini saya harus check out. Saya nggak ada budget lagi untuk bermalam di Bungalow mengerikan itu. Beres-beres selesai, saya pun sudah cakep dengan mengenakan dress untuk ke pantai yang didouble dengan tanktop untuk snorkeling.

Sekitar pukul 07.30 saya akhirnya keluar kamar. Tetap lho, Bungalow masih sepi sunyap. Saya memutuskan untuk duduk di cafe sembari menunggu jemputan tur. Baru sekitar jam delapan, si Mba pemilik Bungalow muncul, saya pun menitipkan backpack selama saya mengikuti tur. Selesai tur, sekitar jam empat sore tas punggung itu akan saya ambil kembali.

Nah lho, sudah jam setengah sembilan, nggak ada satupun mobil berhenti di depan Bungalow. Aaaah, jangan-jangan penipuan nih. Saya mau telpon orang turnya, tapi nggak ada pulsa. Bagaimana ini? Saat sedang panik, tiba-tiba bis jemputan yang lebih mirip dengan angkot mencari penghuni Bungalow bernama Rizky. Yess, that's me!
Siap-siap keliling Phi Phi Island. 
 Saya pamitan sama pemilik hotel dan bergegas duduk di bagian belakang mobil. Ternyata, saya orang pertama yang dijemput si supir. Saya ikut dia berkeliling Ao Nang menjemput peserta tur lainnya. Eeeh, peserta tur lain kayaknya lebih mapan, secara tinggalnya di hotel bagus semua.
Bergaya dulu di atas boat..
Tiga kelompok peserta grup sudah dijemput. Satu keluarga yang terdiri orang tua dan dua anak lelaki, dan dua pasang kekasih. Deuh, saya doang yang sendirian.
Hilmy, Ernie dan Iboy
15 menit perjalanan menuju dermaga. Sesampainya di sana, kami di briefing oleh pemandu tur. Kami diberi tanda pengenal berupa sticker supaya bisa diidentifikasi oleh pamandu tur dan tidak hilang saat tur.

Tak lama kemudian, kami naik speed boat. Saya pilih duduk paling depan agar puas memandangi keindahan laut. Sepasang kekasih dari Singapura juga duduk di dekat saya. Kami pun berkenalan. Namanya Hilmy dan Ernieza. Sepanjang tur saya bersama mereka. Tujuan apalagi kalau bukan agar ada yang motoin saya di balik pantai-pantai di Kepulauan Phi Phi.

 Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Koh Mai Pai alias Bamboo Island. Di situ, kami disuguhkan pemandangan pantai yang airnya biru dan pasirnya yang putih. Di sekeliling pulau, ada pepohonan rimbun. Selain sightseeing, kami juga diijinkan untuk berenang atau snorkel sampai batas yang sudah ditentukan.

Saya memilih untuk snorkeling sendirian, sementara Ernie dan Hilmy cuma main air di bibir pantai. Seruuuuu sih setiap kali snorkel, tapi pemadangan bawah lautnya kurang bagus. Bersih sih tapi nggak ada yang spesial semisal ikan atau batu karang. Kata pemandu turnya sih memang di sini kurang bagus untuk snorkel. Yaaah, daarom, Boyke.

Setelah Bamboo Island, selanjutnya adalah melihat the Viking Cave. Kita nggak dikasih izin untuk turun dari boat. Kami cuma bisa lihat gua, sarang burung dan kayu-kayu yang membentuk perahu gitu. Nggak begitu seru ah. Next destination please...
Bamboo Island
 Di Monkey Bay, juga nggak diizinin turun dari boat. Tapi yang bikin seru adalah suara monyet yang saling bersahutan. Dan yang paling keren adalah acara kasih makan monyet. Masing-masing boat punya menu spesial untuk si monyet. Boat sebelah saya melemparkan buah semangka, sementara boat saya cuma mampu kasih kacang ke si monyet. Hahahaha... walau cuma kacang, tapi si monyet lebih suka tuh dibandingkan semangka.
Maya Bay
Jawara dari tur ini adalah saat boat merapat di Maya Bay. Yup, ini nih lokasi shooting film The Beach yang dibintangi Leaonardo Di Caprio. Pengennya sih berenang-renang di sini, tapi panasnya poooool. Jadi saya jalan-jalan masuk hingga menemukan sebuah danau kecil yang terhubung dengan laut lepas.

Kamera saya sempat rusak. lensanya tidak mau keluar gara-gara ada pasir.
Dan lidi ini adalah penyelamatnya. Thank God, lensa kamera saya berfungsi normal kembali


 Whoow, sudah banyak orang di sana ternyata. Mereka bergantian naik tangga untuk melihat laut lepas di balik danau itu. Kereen. Di situ ada beberapa orang bule yang sedang diving. Aaah, iri, saya mau diving juga. Tapi apa daya, mahalnya nggak ketulungan. Next time deh, diving di situ.
Monkey Bay

Menu makan siang saya
Ini di Phi Phi Don, saat makan siang. Menarik ya papannya  :)
Pulau-pulau lainnya yang dikunjungi adalah Lho Samah Bay, Phi Leh Cove dan Phi Phi Don. Oh ya, di Phi Phi Don ini kami istrirat dan dapat makan siang prasmanan. Banyak yang kalap makan. Spaghetti dan nasi dicampur jadi satu. Eneg liatnya. Kalau saya makan seadanya karena memang porsi makan saya sedikit. 

 Selesai tur, kami dibawa kembali ke hotel masing-masing. Dan saya jadi orang terakhir yang diantar ke hotel. Nasiiibbb...

TIPS:
1. Karena mau ke pantai, berterik di bawah sinar matahari, maka wajib hukumnya membawa sunblock, sunglasses dan handuk kecil. Sunblock harus dioleskan berkali-kali. Dalam tur ini, kita akan berkali-kali snorkeling. Bayangin nyebur air, lalu terkena sinar matahari, lalu nyebur lalu, lalu dibakar sinar matahari lagi. Walhasil, bisa gosong tuh badan.
2.Kalau mau nggak gosong-gosong banget,pilih tempat duduk di dalam boat. Jangan sok-sok duduk di depan boat yang nggak ada atapnya.

Comments

  1. eeehh.. itu sex on the beach apaan ye maksudnya? ml gitu di panteei? hahaha... :d

    ReplyDelete
  2. iyaaa.. mei, disediakan lapak khusus untuk ML di pantai :))

    ReplyDelete

Post a Comment