Guru

Saya mendadak diserang rasa sedih setelah membaca direct message dari guru saya dalam dunia jurnalistik, Cak Rusdi.

Pada intinya, di pesan itu, Cak Rusdi mengatakan bahwa saya dan teman-teman eks Koran Jakarta Minggu tidak akan pernah ia lupakan.

Saya sedih karena setelah tak lagi satu kantor, kami jarang berhubungan. Selalu saja, Cak Rusdi menjadi pihak pertama yang mencoba menjalin tali silahturahmi. Bukan saya. Seharusnya sayalah yang menyapanya. Sekedar basa-basi, atau apalah. Yang penting, tidak ada loose contact di antara kami.

Jahat memang kelakuan saya yang tidak pernah menghubunginya. Padahal dialah guru saya dalam dunia jurnalistik. Dia menanamkan pada diri saya untuk menjadi wartawan baik. Wartawan yang mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik. Tidak merendahkan profesi dengan menerima sesuatu yang selayaknya kami dapatkan.

Momen lebaran ini, mungkin saat yang tepat untuk menjalin silahturahmi tersebut.

Cak, saya nggak pernah lupa sampai kapanpun sama Cak Rusdi. Maafkan tidak pernah menghubungi, hanya sekali-kali seperti sms Cak Rusdi di hari Lebaran.

Insyaallah setelah lebaran, kami mampir silahturahmi ke rumah Cak Rusdi.

*sungkem*

Iboy

Comments