Good Bye Stranger!

Sah! Sah! Resmi sudah saya memutuskan hubungan dengan Stranger. Untuk kebaikan kami berdua. Dia dan keluarganya. Saya dan hati saya.

Sebenarnya sudah sejak dua hari lalu saya mengambil langkah untuk berhenti berhubungan dengan Stranger. Saya hapus PIN BlackBerry Messenger (BBM)-nya. Tapi toh saya kemudian luluh, saat dipertemukan kembali dengannya keesokan hari. Dia minta saya untuk kembali menerima permintaan pertemanan di BBM.

Kami berhubungan kembali. Berkirim pesan hampir setiap hari. Saling mengumbar rasa kangen dan sebagainya.

Sampai tadi sore, hubungan kami masih aman-aman saja. Tapi satu topik pembicaraan yang tidak mengenakan memicu saya untuk memutuskan hubungan dengan Stranger. Apalagi kalau bukan pasangannya, istri Stranger.
pic from pinterest
Saya langsung sedih manakala mengingat perasaan si istri kalau tahu Stranger berselingkuh dengan saya. I put myself in her shoes. Pasti istrinya kecewa berat begitu mengetahui kalau suaminya berselingkuh dengan saya! Seketika mood saya benar-benar jatuh. Rasa bete merundungi saya sore tadi.

Saat pulang, saya merengek ke Fathan untuk bisa nebeng. Saya nggak mau pulang sendiri. Menikmati kesedihan ini seorang diri. Harus ada orang lain, setidaknya untuk mendengarkan keluh kesah saya soal Stranger.

Dalam perjalanan pulang, Fathan sebenarnya tidak mau berkomentar lagi soal hubungan saya dengan Stranger. Sejak awal dia sudah mengingatkan bahwa hubungan ini tidaklah sehat, apapun alasannya. Saya memaksanya untuk angkat bicara soal ini. Fathan malah menilai saya bebal, karena itu, dia tidak setuju kami berhubungan. Dengan analsis a la psikolog Fathan mengulang-ulang nasehat yang sebelumnya pernah dia katakan ke saya, saat saya mulai berhubungan dengan Stranger.

Dengan pertimbangan masak dan kesadaran penuh, saya beranikan diri untuk memutuskan hubungan ini. Saya kirimi Stranger pesan;

Sorry, I really need to delete your BBM and you from my life. Bye.

Lama tak ada jawaban karena pending. Sekitar 30 menit kemudian, Stranger menelpon saya. Saya tak angkat.

"Lo udah siap belum (untuk berbicara dengan Stranger)?" tanya Fathan
"Nggak," jawab saya sedih. Aaaah, saat itu saya hampir menangis.

Akhirnya telepon Stranger tak saya angkat. Baru ketika di rumah empat buah pesan masuk ke BBM saya. Semuanya dari Stranger.

Balik dulu
No
Please
Don't

Setelah membaca semua pesan terakhirnya, dengan mengucap bismillah dalam hati, saya menghapus BBM Stranger!

Selanjutnya, saya hanya bisa bengong. Terdiam dan kemudian minta dibuatkan Indomie kepada Ibu. Selagi makan, saya kembali terdiam. Mata saya kosong memandang drama Korea yang sedang seru-serunya.

Saya naik ke kamar, persis setelah makan selesai. Lagi-lagi terdiam. Membuka laptop dan menuliskan kisah ini.

Tidak ada air mata. Hanya rasa penyesalan yang teramat dalam, kekecewaan dan rasa takut.

Saya ikhlas dan akan berhenti bertanya mengapa dia berselingkuh dengan saya. Kata Fathan, pertanyaannya bukan kenapa dia berselingkuh dengan saya, tetapi kenapa saya mau jadi selingkuhan Stranger? Jawabannya.....

PS: Terima kasih Stranger untuk satu bulan yang sangat menyenangkan. Senang bisa berkenalan dengan pria inspiratif dan cerdas sepertimu. Ke depan, kita tetap akan berteman.

Comments

  1. Iboooy lo yakin? lo bisa? kalo bisa, gw mau resepnya dooooong.... #eh

    ReplyDelete
  2. tentunya dek isma mendukung temannya yang tak lagi nakal ini :P

    ReplyDelete
  3. Iboooy elo yee.. gue banget dah. Sempet bikin tulisan begini.. gutbai2-an segala. Tapi akhirnya balikan lagi hahahahaha

    ReplyDelete

Post a Comment