Happiest Monday?

Minggu malam

Damn!!!!!! Besok hari Senin. Ngajar pagi. Aduh, harus nyiapin bahan ajar. Padahal baru sampai rumah jam 12 malam setelah liputan hasil verifikasi administrasi partai politik di kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan kemudian ketemu dengan Acit di Burger King Thamrin. Sampai rumah, nggak langsung tidur, tapi harus beberes tas dan bahan ajar. Baru bisa tidur jam satu malam. Itupun nggak tenang. Beberapa kali terbangun takut tidurnya kebablasan dan terlambat ngajar.

Senin Pagi

Tepat pukul 05.30 WIB, alarm di dua handphone saya berbunyi. Bukannya bangun dan mandi, saya malah matikan alarm dan kemudian kembali tidur. Ah, tidur 15 menit lagi deh. Masih ngantuk. Nggak berapa lama kemudian, Ibu masuk ke kamar buat bangunin saya. Ibu tahu hari ini hari pertama saya ngajar Bu Palavi. Haram hukumnya telat datang ke tempat murid di hari pertama belajar. Si Ibu bangunin saya, kemudian buka jendela kamar saya lebar-lebar.

Saya masih goleran di tempat tidur. Doooooh, males banget! Skip aja apa ya ngajar Bu Palavi. Itu yang ada di pikiran saya. Tapi, karena uang, saya akhirnya beranjak dari kasur. Saya mandi, dandan dan meninggalkan rumah persis jam 07.30 WIB. Estimasi waktu tempuh rumah ke Wijaya 3 (sudah termasuk macet) kira-kira dua jam. Dengan muka super duper malas dan bete saya menuju Wijaya 3.

Senin! Monday! Maandag! Semua orang benci hari Senin. Semua orang nggak pernah dengan ikhlas menjalani hari Seninnya. Coba deh perhatikan, pasti muka-muka orang di hari Senin kelihatan suntuk. Padahal ya, habis weekend-an. Harusnya siih bersemangat hadapi Senin. Nggak rela weekend-nya berakhir ya....

Saya sama lah dengan orang-orang kebanyakan. Tidak terlalu menyukai hari Senin. Apalagi kalau Senin saya dipenuhi jadwal ngajar dan liputan yang padat. Betenya pasti tingkat dewa deh. Tapi.. tapi.. Senin ini beda. Memang sih awalnya sempat bete seperti hari Senin-Senin sebelumnya. Lama-kelamaan, kok jadi senang ya. Saya begitu menikmati hari ini: SENIN!
pic from here

The happiest Monday! Mungkin saja. Padahal saya telat lho ngajar murid saya. Hmm, sebenarnya saya 45 menit lebih awal sampai lokasi. Saya memutuskan untuk sarapan dulu di Blok M. 08.15 WIB saya kembali ke Wijaya 3. Eh, saya malah nyasar dan baru pukul 08.45 WIB saya berhasil menemukan rumah Pak Julio dan Bu Palavi.

Kayaknya kebetean saya terhadap hari Senin luntur ketika mengajar. Sampai di rumah Bu Palavi, saya disambut oleh Pak Julio yang tampak tampan dengan batiknya. Agak shock sih melihat dia masih di rumah. Harusnya kan dia sudah anteng duduk di Intiland Tower.

Mereka ramah banget. Saya suka dengan pasangan ini. They are my favorite couple. The funniest couple I've ever met. Lucunya minta ampun. Kerjanya saling mentertawakan kebodohan pasangannya. Nah, pas ngajar ini ada kejadian kocak. Ada satu pertanyaan dengan jawaban oil company. Keduanya bingung menerjemahkan dua kata itu ke dalam bahasa Indonesia.

"It means perusahaan minyak. Oil is minyak and company is perusahaan," terang saya.
"Minyak also means mosquito?" tanya Bu Palavi.
"No. Mosquito is nyamuk," jawab saya.

Tiba-tiba Pak Julio dan Bu Palavi saling berpandangan, kemudian tertawa malu. Saya bingung. Nggak mengerti apa yang mereka tertawakan. Bu Palavi lalu menjelaskan kalau Pak Julio selama ini menganggap minyak sama dengan nyamuk.

"He kept saying minyak..minyak..minyak to our children," kata Bu Palavi sembari memeragakan bagaimana Pak Julio menakut-nakuti anak-anaknya dengan nyamuk. Saya jadi ikutan tertawa setelah mengetahui kesalahpahaman itu.

Begitulah, setiap kali mengajar pasangan suami istri ini, ada saja hal-hal lucu yang sering kami tertawakan bersama.

Kewajiban mengajar sudah ditunaikan, saatnya saya alih profesi menjadi reporter. Dengan senyum mengembang setelah mengajar saya naik bis menuju KPK. Aaah, KPK, sudah seminggu saya absen dari tempat ini gara-gara sakit. Kangen dengan suasana berisik anak-anak foto yang saling mencela, kangen dengan genk rempong, kangen godain Dedy, Fathan dan Aryo, kangen martabak tahu, kangen duduk berjam-jam di pressroom, kangen menulis berita!

Hihihi, saat saya mulai menulis berita pertama saya, tiba-tiba editor BBM. Bang Ical minta saya untuk geser ke Menteng meliput konferensi pers Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) terkait tanggapan mereka karena tak lolos verifikasi administrasi KPU. Biasanya saya mengeluh kalau digeser dari comfort zone saya. Tidak hari ini, saya malah bersemangat digeser. Yes, liputan politik lagi. Nggak apa-apa deh, toh agenda liputan di KPK tengah landai.

Saya semangat 45 menuju lokasi konferensi pers. Sampai sana, saya langsung ambil posisi dan ketik cepat hal-hal penting di konferensi pers tersebut. Setelah konpers, saya wawancara beberapa nara sumber di situ. Eitssss, jarang banget nih Iboy super semangat gini. Biasanya mengandalkan orang lain untuk wawancara dan ketik cepat. Padahal ya, ada beberapa reporter yang saya kenal yang saya yakin nggak nolak untuk share hasil ketik cepatnya ke saya.

Konpers selesai, saya kembali ke KPK untuk menuliskan hasil liputan. Lumayan dari acara tersebut saya bikin tiga berita. Lanjut lagi menulis hasil konferensi pers Juru Bicara KPK, Bang Johan. Sembari menulis, saya selingi dengan bercanda, nyemil, ngopi dan bolak-balik ke toilet. Semua kewajiban selesai pukul 19.00 WIB.

Sambil menunggu macet, saya terlibat dalam obrolan kocak dengan Novi dan Hafil. Hafil cerita panjang lebar soal seluk beluk mandi wajib. Menjadi lucu karena dalam bercerita Hafil menunjukan bagaimana cara mandi wajib yang benar sesuai dengan syariat Islam. Lucu banget

Kelar ngobrol, saya lalu makan pecel lele dengan lahap di samping KPK dengan Novi. Jarang-jarang nih saya lahap makan pecel lele. Biasanya, nasi hanya kesentuh separuhnya saja. Tapi tadi malam, semuanya habis tak bersisa.

Bahagia benar kan hari ini? Sampai-sampai pulang pun saya dalam keadaan senang. Saya bertemu dengan Jaksa muda KPK, Pak Ronald di halte TransJakarta. Nggak sempat ngobrol, tapi saya sempat menyapanya sembari tersenyum lebar kemudian loncat masuk ke dalam bus yang kosong.

Di rumah, saya berpikir-pikir kenapa saya senang sekali di hari Senin ini? Mungkin karena saya sangat sedikit mengeluh. Mungkin cuma satu dua kali saja mengeluhnya. Perasaan hari ini saya juga beberapa kali mengucap rasa syukur atas hidup saya. Bersyukur karena punya dua murid kocak, bersyukur kembali sehat, bersyukur kembali bisa bekerja, bersyukur bisa menulis sepuluh berita, bersyukur bisa makan sate ayam, bersyukur karena punya tuhan yang ubber baik.

Ternyata kunci untuk menjadikan Senin (atau hari-hari lainnya) menyenangkan kurangi mengeluh dan perbanyak bersyukur kawan.

God is awesome! I love you!

Comments