Icap-Icip di KOI

Setiap kali janjian dengan mantan dosan tamu saya di univertsitas dulu, pasti pilihan jatuh pada restoran-restoran favoritnya. Malam ini, Arthur mengajak saya, Meydi, Patty dan Lieve makan di KOI Kafe and Galeri Kemang.


Lokasinya strategis, tepat di pinggir jalan. Patokannya adalah pom bensin Pertamina. KOI berada persis sebelum pom bensin itu. Meski mudah ditemukan, tapi saya tetap nyasar untuk mencapai restoran berlantai dua ini.

Restoran bergaya warehouse ini mayoritas pengunjugnya adalah orang asing. Jumlah orang lokal bisa dihitung dengan jari. Ya, paling tidak ada sekitar sepuluh orang Indonesia di restoran tersebut. 

Saat saya tiba, Arthur, Meydi, Patty dan Lieve sedang asyik meyantap makanam mereka. Segera setelah duduk, saya langsung memesan makan. Menu yang ada di sini asing buat saya. Yang saya paham hanya iga, rendang, blackpepper dan steik. Saya pilih beef blackpepper. Akan tetapi karena habis akhirnya saya memesan makanan yang sama dengan Meydi dan Lieve: Belgium Beef stew with beer yang dilengkapi dengan French Fries dan mayonaise. 

steak tartare yang dimakan Arthur

Penyajian menu ini cukup unik. Dihidangkan di dalam panci kecil bertangkai. Sementara kentang goremg disajikan di kertas corong dan diletakan di tungkai besi. 

Dalam hal rasa, makanan ini enak. Dagingnya empuk. Saking empukya, kita nggak perlu pakai pisau untuk menyantap si daging.  Kemudian kuah kentalnya menyegarkan. Mungkin karena memakai bir sebagai bahan utama kuah. Oh ya, porsi makanan ini cukup besar. Lieve mampu menghabiskan semuanya, sementara saya dan Meydi hanya memakan setengah dari daging di dalam panci. 

Nah, rasa kentang goreng dan mayonaise harmonis. Biasanya saya paling nggak suka makan kentang goreng dengan mayonaise. Rasanya pasti aneh. Tapi kentang goreng di KOI sungguh lezat.
saya, Patty, Lieve, Arthur dan Meydi
Kemudian soal minuman saya hanya memesan hot green tea. Saya memilih ini supaya bisa menghangatkan tubuh saya yang kuyup dalam perjalanan menuju KOI. Selain itu. Green tea ini akan menyeimbangkan sekaligus menetralisir manisnya hidangan pencuci mulut.

Sebagai desert, saya pesan es krim pandan. Sementara yang lain memesan desert yang bikin saya ngiler. Arthur pilih bika ambon brule, Lieve pesan dark chocolate creme brule dan Meydi pesan trio dark, white  and cokelat.  Nah, toetje (pencuci mulut). Dari tiga desert ini, yang paling enak adalah milik Meydi.

Jadi trio dark, white and chocolate. Bentuknya tiga cake kecil dengan saus vanila. Yang membuat nikmat adalah sensasi cokat cair yang menghambur ketika cake dipotong. Nikmat sekali rasanya.  Karena ini disajikan dalam porsi besar, ya ada baiknya dinikmati bersama- sama.

Dark Chocolate creme brule yang dimakan Lieve
Kemudian dari segi harga, tentunya mahal mengingat pelanggan di sini didominasi asing. Hampir seluruh makananya di atas Rp 60 ribu. Kalau baru gajian lalu datamg ke Jakarta, cobalah mampir ke lokasi ini.

Secara keseluruhan, tempat ini highly recommended deh untuk dikunjungi. Terlebih kalau ke sana ditraktir oleh teman, pacar,bos atau sahabat.

Saya mau malak murid saya untuk mentraktir saya di KOI. Kebetulan dia baru berulang tahun bulan lalu. 

PS: semua foto makanan diambil dari facebook page KOI Kemang. Saya nggak mengambil foto makanan karena trauma disindir Arthur :P

Comments