Mentari

"Kamu sudah tidur ya?"

Si pria gusar. Sudah lima menit tak ada kabar.

Ah, mungkin kuharus sedikit bersabar, si pria berujar.

--
Pagi ini si pria bangun tanpa energi. Saat membuka mata, ponsellah yang pertama si pria cari. Si pria penasaran, mengapa si dia tak kembali.

Matahari telah meninggi, lurus menghadap bumi. Si pria menikmati semangkuk mie. Di depannya, duduk wanita berpipi chubby.

Selagi bersantap, layar ponsel selalu si pria tatap. Tidak ada satupun notifikasi, si dia tak kunjung menampakan diri.

Si wanita, kekasih si pria mulai rewel. Si wanita merasa jengkel melihat si pria sibuk dengan ponsel. Penasaran, si wanita mengambil handphone si pria tanpa pemberitahuan.

Si pria tak marah, pacarnya tiba-tiba menggeledah. Seluruh sejarah percakapan dengan si dia, sudah musnah. Si pria sudah memperkirakan kejadian seperti ini akan datang. Tak ada pilihan selain bermain aman.

Ponselpun dikembalikan. Si pria memberikan si wanita tatapan nyaman, seolah-olah berkata; tak perlu ada yang kau khawatirkan.

"Hey. Maaf semalam aku ketiduran!"

Tiba-tiba dia muncul. Si pria membaca dengan muka datar agar kecurigaan pacarnya tak timbul. Padahal, detak jantung si pria secara tak beraturan saling sundul-menyundul.

Dalam otak si pria sudah tersusun rapi sebuah kalimat. Jemarinya pun telah siap bergerak cepat. Namun si pria mengurungkan niat.

Masih ada sang pacar menatapnya lekat. Tak tega, si pria segera menutup layar ponselnya dengan rapat.

Giliranmu nanti. Manakala aku sendiri.

Comments