Peluk


Suatu hari aku pernah mengajukan sebuah pertanyaan kepada kawan yang kukagumi. Bolehkah, suatu hari nanti aku mendapatkan pelukan darimu? Dengan tegas ia menjawab. Tidak. Kau minta saja pada yang lain.

Sekian bulan berlalu. Aku sudah lupa perbincangan malam itu. Karna, pertanyaan itu menyembul tiba-tiba dalam benakku. Mengalir begitu saja, tanpa rencana. Maka, ketika itu kau menolaknya, aku sama sekali tak merajuk.

Aku tak perlu malu jika bertemu denganmu nanti. Toh, kau dan aku pun kemudian lama tak saling bertemu. Tak ada satu kalipun kesempatan untuk kita berhadap-hadapan.

Namun siapa yang tahu rencana Tuhan? Rupanya, Dia Yang Maha Agung mencatat obrolan kami malam itu. Mungkin Tuhan kasihan kepadaku. Dengan kuasa-Nya, Tuhan diam-diam merubah jawaban atas pertanyaanku.

Sore itu, aku melihatnya di sebuah ruangan. Kakiku memacu kencang, membawa tubuhku masuk ke ruangan itu. Sambil meneriakan namanya, aku merentangkan kedua tanganku dan bersiap-siap mendaratkan dadaku di dadanya. Ia melakukan hal yang sama. Berdiri terpaku dan memanggilku. Tangannya sudah berancang-ancang untuk menangkapku. Kami berpelukan. Aku mendapatkan pelukan darinya.

Terbenam dalam dekapannya, aku kembali mengingat pertanyaanku dan jawabannya kala itu. Aku hanya tersenyum dan membatin. Mas, look at you now. You're hugging me!

Tak kubiarkan diriku berlama-lama dalam pelukannya. Segera kulepaskan kedua tanganku yang merangkul bahunya. Aku bisa merasakan ketidakrelaan dirinya. Namun aku menarik tubuhku menjauh darinya.

Kala kau tenggelam dalam euforia kegembiraan, maka aku mengambil peran sebagai pengingat adanya batasan di antara kita. Pelukan itu usai. Namun efeknya bertahan. Sukses membuatku girang seharian.

Meski pelukan itu hanya sebentar, aku mendapatkan bonus berbincang panjang dengannya. Ini kesempatan untuk mengagumi kepribadiannya, menyaksikan keteduhan matanya dan keindahan senyumnya. Aku senang memandanginya yang bersemangat mendengarkan kisah dan mimpi-mimpiku.

Terima kasih untuk pelukan, untuk telingaku yang setia mendengarkan, untuk matamu yang berbinar menyaksikan bertapa bersemangatnya aku dan tentu saja terima kasih untuk dukunganmu.

I adore you even more, Mas :)

09.01.2016
09.22

Kiky

*foto dari site.psu.edu

Comments