setahun sudah


Nguli setahun?

Whaat?? ini bulan Agustus ya? Ya ampuun, ini artinya sudah setahun gw nguli. Nguli tinta.. menulis berita-berita di Koran yang insyaallah masih ada yang baca.

Tepatnya tujuah Agustus 2008, pertama kali gw masuk sini. Masih bodoh dan lugu tentang dunia jurnalistik. Maklum, baru banget lulus kuliah. Malah bisa dibilang belum di wisuda gw udah mulai menguli di Koran Jakarta.

Dari Iboy yang tulisannya amburadul menjadi Iboy yang tulisannya lumayan rapi. Dari Iboy yang cuma kenal teman-teman kampus aja menjadi Iboy yang mendapat panggilan "Eneng" dari seorang Garin Nugroho setiap kali telpon. Dari Iboy yang nggak pernah ngebayanin namanya masuk koran (pernah si namanya masuk majalah waktu jaman-jamannya ikut kuis di Gadis) menjadi Iboy yang tiap minggu namanya muncul di koran.

Di sini punya keluarga baru. Keluarga yang terdiri dari orang-orang hebat nan aneh. Cak Rusdi, a.k.a Embah, wartawan investigatif senior.. bos tersayang yang suka bikin pengeng kuping dengan omelannya. Mas Adi, redaktur gw yang super duper sabar menerima tulisan gw yang telat dan menyulap tulisan gw jadi lebih kaya. Bang Nala, Caca, Mas Agus, Rangga, Mas Teguh dan Kristian yang tingkahnya ada-ada aja.

Juga mantan tim Minggu, si Abang Gendut yang menjadi redaktur musik pertama gw dengan ide-ide cemerlangnya. Si crackberry yang nggak pernah lepas ngutak-ngutik bb-nya.

Setahun sudah. Lalu apa? Apakah akan melanjutkan atau bergerak mengejar tempat kerja impian. Gw selama ini sering banget mengelus soal kerjaan sampai-sampai pernah terucap untuk segera mengakhiri kerjaan di sini. Tapi.. tampaknya ini akan berlanjut. Namun tak menutup kemungkinan jika di tengah jalan ada tawaran yang lebih menarik, gw akan meninggalkan ini.

Bokap berkomentar tentang setahun gw di Koran Jakarta. "Ki, kamu setahun lagi aja di sana. Abis itu ambil beasiswa ke Belanda. Syaratnya harus dua tahun kerja kan? Kamu terus belajar dari Cak Rusdi, dia wartawan hebat."

*foto: genk minggu. cak rusdi, caca, kristian, bang nala, mas adi, gw, mas agus, rangga.minus mas teguh

Comments