ilustrasi [dok: gloucewriter.wordpress.com]
Kalau bulan Mei buat saya adalah bulan berdiet. Dimana saya berhasil menurunkan sekitar enam kilogram dari berat badan saya. Maka bulan Juni saya nobatkan sebagai bulan sehat.
Saya tak merencanakan untuk hidup sehat [baca: berolahraga] secara intensif di bulan Juni ini. Terima kasih Tuhan karena Kau telah mengirimkan orang yang mendorong saya untuk melakukan olahraga favorit saya.
Dia adalah Novi. Cewe berambut keriting ini adalah guru renang saya. Kiting sapaan akrabnya merupakan orang yang jaman kuliah dulu mengajarkan saya berenang.
Mulai Juni ini, Novi yang juga berprofesi sebagai wartawan dipindahkan post ke KPK. Sebelumnya dia biasa liputan di Kejaksaan Agung. Karena sekarang satu lokasi liputan, Novi kembali membawa semangat untuk sehat, untuk mengunjungi sahabat lama saya: air di kolam renang.
Jumat malam, dua minggu lalu, Saya, Novi, Icha Kompas dan Mba Shanti Inilah datang ke kolam renang Senayan. Sayangnya, saat itu kolam lagi dipakai oleh pelatnas. Kami harus menunggu sampai para atletnya selesai latihan.
Sekitar pukul 18.30 WIB, kami akhirnya mendapatkan kolam khusus untuk berenang. Kolam itu berada di sisi kirim kolam loncat indah tempat saya latihan diving dulu.
Di kolam itu, cuma ada kami berempat. Saya kegirangan langsung nyemplung di air. Sementara Novi sibuk melatih Icha dan Mba Shanti berenang. Melihat hal itu, saya jadi ingat jaman-jaman saya dilatih berenang oleh Novi. Saya ingat kata-kata Novi soal bagaimana agar bisa berenang.
"Jadikan air sebagai teman. Percaya sama dia, kalau dia tidak akan menenggelamkan kita."
Kira-kira itulah yang dikatakan oleh Novi ke saya dulu dan sekarang saya dengarkan lagi dilontarkan ke Icha dan Mba Shanti.
Berkat kata-kata Novi itulah saya sekarang lumayan mahir berenang, walaupun gayanya itu-itu saja. Gaya kodok :p
Saat lagi asyik berenang di private pool kami, tiba-tiba ada mas-mas karyawan kolam yang menawarkan untuk menyediakan pelatih renang.
Mas-mas Jawa hitam manis, bercelana renang ketat, berkaos abu-abu muncul di kolam. Itulah guru renang yang diberikan jasanya secara cuma-cuma.
Setelah berenang dua minggu lalu, kami kembali merencanakan untuk berenang lagi. Ya, di hari Jumat, setelah semua tulisan selesai.
Awalnya ingin berenang di Senayan. Tapi, atas pertimbangan waktu dan jarak, diputuskan untuk berenang di Gelanggang Renang Soemantri Brojonegoro.
Ya ampun, saya kira Soemantri itu nggak ada kolam renang. ternyata ada sodara-sodara. Lokasinya persis di belakang Pasar Festival.
Dari harga tiket, ya lumayan lah. Cuma Rp 15.000. Lebih murah lagi, kalau berenang pada jam-jam berikut: 11.00 - 14.00 WIB. Tiketnya hanya Rp 1600 saja. Silahkan yang mau berenang di saat matahari lagi semangat-semangatnya kerja. Item-item deh berenang jam segitu.
Dibandingkan dengan kolam Senayan, Soematri kotor. Airnya keruh. Mustahil untuk melihat ke dasar kolam. untung saya bawa goggle, jadi bisa lurus berenang. Selama ini saya berenang dengan mata mengintip dan pasti berenangnya miring.
Setelah berenang, saya merasa perut saya yang buncit itu mengencang. Nggak belendung-belendung amat. Lumayan indah dipandang. Entah itu sugesti atau memang berenang bisa mengencangkan perut yah? Yang jelas, saya lumayan pede dengan perut buncit saya setelah renang.
Mudah-mudahan, renang ini bisa rutin dilakukan. Tujuannya utamanya agar lebih sehat. Sementara perut kencang itu bonus. Selain itu, bertemu dengan air menghilangkan kepenatan kerja.
Comments
Post a Comment