Sepanjang perjalanan pulang, saya merasa kesepian. Biasanya ada satu dua orang yang saya ajak mengobrol di instant messaging.
Dari deretan nama-nama teman di yahoo, msn, bbm tak ada yang menarik hati. Padahal di situ ada teman saya dari Perancis yang malam-malam seperti itu membuat saya dianggap gila karena senyam-senyum sendiri di dalam angkot.
Saya diamkan dia. Saya juga bingung mau mengobrol apa dengannya. Saya tahu kondisi terakhir hidupnya. Dia akan segera pindah mengajar ke pinggiran kota. Tak lagi di kota pusat mode dunia.
Kisah percintaannya? Tak ada yang baru. Terakhir, ia gagal mengajak rekan kerjanya sesama guru untuk berkencan. Hanya gara-gara guru perempuan seksi itu adalah seorang muslim.
Ia mundur sebelum ia berbuat bodoh, meniduri si guru seksi yang menurut ceritanya sangat menjaga keperawanan. Padahal, dia sangat tertarik [baca: nafsu] kepada si guru ini.
Saya putuskan untuk membuka skype. Di situ ada orang-orang spesial. Keluarga, sahabat, eks gebetan sampai mantan pacar.
Dari belasan kontak, hanya dua yang online. Saya memilih untuk menyapa orang yang baru saya sakiti. Tanpa berintensi apapun, say kirimkan dua kata.
RA: Hi there :)
GC: I HATE YOU! F**K OFF
Saya langsung terdiam setelah baca balasan darinya. Saya tahu saya salah karena sudah menghancurkan kepercayaan dan sekaligus perasaannya. Akan tetapi, saya tak menyangka, jika ia akan membenci saya.
RA: Oh, okay. Sorry I'm disturbing you. Bye.
Skype saya matikan. Saya bengong. Lima menit kemudian masih bengong. Lalu mendadak saya merasa sedih.
Nggak perlu saya cerita kenapa saya bisa nyakitin dia. Memang tak seharusnya saya menyapanya. Saya dan dia sudah sampai pada bab terakhir, epilog. Dan sudah seharusnya buku saya dan dia ditutup.
Sebenarnya sudah saya tutup. Akan tetapi belum rapat. Saya masih memberi pembatas sehingga kisah saya dan dia tak tertutup sempurna.
Pembatas itu, sisa-sisa perasaan itu saya keluarkan dari halaman terakhir buku. Buku kisah kami kini benar-benar tertutup rapat.
-Goodbye-
Dari deretan nama-nama teman di yahoo, msn, bbm tak ada yang menarik hati. Padahal di situ ada teman saya dari Perancis yang malam-malam seperti itu membuat saya dianggap gila karena senyam-senyum sendiri di dalam angkot.
Saya diamkan dia. Saya juga bingung mau mengobrol apa dengannya. Saya tahu kondisi terakhir hidupnya. Dia akan segera pindah mengajar ke pinggiran kota. Tak lagi di kota pusat mode dunia.
Kisah percintaannya? Tak ada yang baru. Terakhir, ia gagal mengajak rekan kerjanya sesama guru untuk berkencan. Hanya gara-gara guru perempuan seksi itu adalah seorang muslim.
Ia mundur sebelum ia berbuat bodoh, meniduri si guru seksi yang menurut ceritanya sangat menjaga keperawanan. Padahal, dia sangat tertarik [baca: nafsu] kepada si guru ini.
Saya putuskan untuk membuka skype. Di situ ada orang-orang spesial. Keluarga, sahabat, eks gebetan sampai mantan pacar.
Dari belasan kontak, hanya dua yang online. Saya memilih untuk menyapa orang yang baru saya sakiti. Tanpa berintensi apapun, say kirimkan dua kata.
RA: Hi there :)
GC: I HATE YOU! F**K OFF
Saya langsung terdiam setelah baca balasan darinya. Saya tahu saya salah karena sudah menghancurkan kepercayaan dan sekaligus perasaannya. Akan tetapi, saya tak menyangka, jika ia akan membenci saya.
RA: Oh, okay. Sorry I'm disturbing you. Bye.
Skype saya matikan. Saya bengong. Lima menit kemudian masih bengong. Lalu mendadak saya merasa sedih.
Nggak perlu saya cerita kenapa saya bisa nyakitin dia. Memang tak seharusnya saya menyapanya. Saya dan dia sudah sampai pada bab terakhir, epilog. Dan sudah seharusnya buku saya dan dia ditutup.
Sebenarnya sudah saya tutup. Akan tetapi belum rapat. Saya masih memberi pembatas sehingga kisah saya dan dia tak tertutup sempurna.
Pembatas itu, sisa-sisa perasaan itu saya keluarkan dari halaman terakhir buku. Buku kisah kami kini benar-benar tertutup rapat.
-Goodbye-
Comments
Post a Comment