Kangen nggak sih sekolah? Kangen nggak dengan suasana di kelas? Kangen nggak pura-pura sibuk pas dosen mengajukan pertanyaan? Kangen makan di kantin?
Saya kangeeeeen itu semua! Dan akhirnya hari ini saya bisa membayar rasa kangen itu. Mulai Sabtu ini hingga April nanti, saya bakalan melakukan hal-hal yang selama tiga tahun terakhir ini saya kangenin.
Yay, setiap Sabtu, saya les TOEFL Preparation di Lembaga Bahasa International Universitas Indonesia (LBI UI), Depok. Ini hari pertama saya les. Ada perasaan senang sekaligus deg-degan karena les dimulai dengan entry test.
Entry test, rumitnya bukan main. Lebih sulit daripada TOEFL Prediction maupun Placement test. Bahasa dan kosakatanya sangat akademik. Apalagi reading section. Bah, saya benar-benar kelimpung. Masa ya ngomongin plankton, ngomongin perbintangan dan seni kontemporer. Banyak banget yang nggak saya ngerti dan jawabnya cuma tebak-tebak buah mangggis.
Tapi saya pasrah, berapapun score saya, nanti saya akan berusaha maksimal di exit test April nanti. Semoga, setelah proses pembelajaran selama tiga bulan itu, nilai TOEFL saya bisa membumbung tinggi.
Entry test selesai, saya sempatkan untuk makan di Kansas. Pak Ferdinan, nama guru saya di jam pertama les hanya memberikan waktu 15 menit untuk beristirahat.
Niatnya saya mau makan ayam cabe hijau yang dulu harganya Rp 4500. Tapi, karena booth ayam cabe hijau dirubung oleh sejuta anak Kansas, saya pun memutuskan untuk memesan makanan cepat saja.
Favorit saya adalah Chicken Katsu Saus Thailand. Benar-benar cepat saji. Dalam lima menit, makanan itu sudah siap disajikan. Rencananya saya mau makan di kelas. Tapi saya bertemu dengan Acit dan akhirnya duduk bareng Acit, ketawa-ketiwi sampai setengah jam.
Hehe, saya masuk kelas terlambat. Di dalam kelas sudah ada guru sesi kedua. Orangnya lumayan cakep dan rapi. Cuma ngomong Bahasa Inggrisnya agak medok.
Sebelum mulai belajar, si guru memperkenalkan diri. Eng ing eng.. namanya Ilan. Saya cuma bisa ketawa dan BBM-an sama Acit bercerita kalau saya diajar oleh Ilan.
Mau tahu siapa Ilan? Wesss, dia ini lumayan kondang di antara anak Belanda yang pernah les di LBI UI. Sintha, Dain dan Novi pernah jadi muridnya Ilan. Katanya sih baik orangnya dan penjelasan soal tata bahasa Inggris cukup mudah diterima otak yang sudah mulai tumpul.
Setelah Ilan, satu persatu orang di kelas mulai memperkenalkan diri. Tiba pada giliran saya. Saya jelaskan bahwa saya lulusan Belanda UI 2008 dan sekarang bekerja sebagai jurnalis. Ilan lantas bercerita kalau salah satu muridnya sekarang bersekolah di Universitas Leiden.
Rrrr.. saya nyeletuk aja. Dahlia? Eyaaaa.... ternyata si Dain. Deuh, Dain, jij bent very famous, huh? Ilan kayaknya ingat bener tuh sama jij :D
Okay, pelajaran pertama dimulai dari gramatika. Ilan mengajukan petanyaan soal klausa. Saya menggunakan cara lama, nunduk sambil senyum-senyum mandangin buku les. Ehh, tiba-tiba dia manggil nama saya. Doooh, saya kaget tapi tetap menggunakan jurus senyum-senyum.
"I have no idea," jawab saya sambil geleng-geleng (dan masih tersenyum).
Ngok..ngok.. dodol banget deh saya. Klausa aja nggak tahu? Parah. Eh, tapi jujur ya saya emang nggak tahu atau lebih tepatnya lupa. Dulu rasanya pernah belajar di mata kuliah Morfologi. Tapi itu lima tahun yang lalu yaaaa... Harap maklum.
Gilaaa, berasa bego saya. Mental sempat agak down. Tapi, saya langsung bangkit dan menjawab pertanyaan sulit yang tidak bisa dijawab oleh siswa lain. Sadis, cuma saya yang tahu kenapa dalam kalimat "That is the topic on which I will write" ada kata "On". Kebodohan di awal sudah terbayar! Lunas!
Setelah berpusing-pusing belajar gramatika, saya lagi-lagi nongkrong di Kansas dengan Acit. Makan lagi. Saya makan satu sepiring berdua dengan Acit.
Oh ya, saya dikenalkan dengan dua temannya Acit yang juga pengajar di LBI, yaitu Olive dan Ririn. Duh, ini dua wanita bocornya minta ampun. Belum lagi mulutnya nggak berhenti nyerocos dari Kansas, LBI, sampai PIM. Hahaha, jadi si Olive dan Ririn ceritanya kesal dengan managemen di LBI yang super semrawut.
Kami terdampar di PIM. Niat mau jalan-jalan sekaligus menemani Olive beli buku di Gramedia. Atas pilihan si Acit, kami makan di restoran all you can eat, Seoul Garden. Biasa aja sih sebenarnya rasanya. Menunya steamboat dan barbeque. Makan dan minum kalap sampai bill kami berjumlahRp 530 ribu. Wheeeww.. That's a lot of money!!
Perut kenyang hati senang. Kami kemudian buang-buang uang di toko buk Gramedia. Kalau saya melipir ke The Bodyshop beli shampo yang bisa bikin rambut saya nggak waterproof lagi.
Belanja-belenji selesai, kami pun pulang. Sungguhpun ini Sabtu yang sangat menyenangkan. Kembali ke kampus, makan di kansas, berkenalan dengan Kamu, para pengajar LBI dan teman-teman les yang mayoritas masih berjaket kuning.
Saya kangeeeeen itu semua! Dan akhirnya hari ini saya bisa membayar rasa kangen itu. Mulai Sabtu ini hingga April nanti, saya bakalan melakukan hal-hal yang selama tiga tahun terakhir ini saya kangenin.
Yay, setiap Sabtu, saya les TOEFL Preparation di Lembaga Bahasa International Universitas Indonesia (LBI UI), Depok. Ini hari pertama saya les. Ada perasaan senang sekaligus deg-degan karena les dimulai dengan entry test.
Entry test, rumitnya bukan main. Lebih sulit daripada TOEFL Prediction maupun Placement test. Bahasa dan kosakatanya sangat akademik. Apalagi reading section. Bah, saya benar-benar kelimpung. Masa ya ngomongin plankton, ngomongin perbintangan dan seni kontemporer. Banyak banget yang nggak saya ngerti dan jawabnya cuma tebak-tebak buah mangggis.
Tapi saya pasrah, berapapun score saya, nanti saya akan berusaha maksimal di exit test April nanti. Semoga, setelah proses pembelajaran selama tiga bulan itu, nilai TOEFL saya bisa membumbung tinggi.
Entry test selesai, saya sempatkan untuk makan di Kansas. Pak Ferdinan, nama guru saya di jam pertama les hanya memberikan waktu 15 menit untuk beristirahat.
Niatnya saya mau makan ayam cabe hijau yang dulu harganya Rp 4500. Tapi, karena booth ayam cabe hijau dirubung oleh sejuta anak Kansas, saya pun memutuskan untuk memesan makanan cepat saja.
Favorit saya adalah Chicken Katsu Saus Thailand. Benar-benar cepat saji. Dalam lima menit, makanan itu sudah siap disajikan. Rencananya saya mau makan di kelas. Tapi saya bertemu dengan Acit dan akhirnya duduk bareng Acit, ketawa-ketiwi sampai setengah jam.
Hehe, saya masuk kelas terlambat. Di dalam kelas sudah ada guru sesi kedua. Orangnya lumayan cakep dan rapi. Cuma ngomong Bahasa Inggrisnya agak medok.
Sebelum mulai belajar, si guru memperkenalkan diri. Eng ing eng.. namanya Ilan. Saya cuma bisa ketawa dan BBM-an sama Acit bercerita kalau saya diajar oleh Ilan.
Mau tahu siapa Ilan? Wesss, dia ini lumayan kondang di antara anak Belanda yang pernah les di LBI UI. Sintha, Dain dan Novi pernah jadi muridnya Ilan. Katanya sih baik orangnya dan penjelasan soal tata bahasa Inggris cukup mudah diterima otak yang sudah mulai tumpul.
Setelah Ilan, satu persatu orang di kelas mulai memperkenalkan diri. Tiba pada giliran saya. Saya jelaskan bahwa saya lulusan Belanda UI 2008 dan sekarang bekerja sebagai jurnalis. Ilan lantas bercerita kalau salah satu muridnya sekarang bersekolah di Universitas Leiden.
Rrrr.. saya nyeletuk aja. Dahlia? Eyaaaa.... ternyata si Dain. Deuh, Dain, jij bent very famous, huh? Ilan kayaknya ingat bener tuh sama jij :D
Okay, pelajaran pertama dimulai dari gramatika. Ilan mengajukan petanyaan soal klausa. Saya menggunakan cara lama, nunduk sambil senyum-senyum mandangin buku les. Ehh, tiba-tiba dia manggil nama saya. Doooh, saya kaget tapi tetap menggunakan jurus senyum-senyum.
"I have no idea," jawab saya sambil geleng-geleng (dan masih tersenyum).
Ngok..ngok.. dodol banget deh saya. Klausa aja nggak tahu? Parah. Eh, tapi jujur ya saya emang nggak tahu atau lebih tepatnya lupa. Dulu rasanya pernah belajar di mata kuliah Morfologi. Tapi itu lima tahun yang lalu yaaaa... Harap maklum.
Gilaaa, berasa bego saya. Mental sempat agak down. Tapi, saya langsung bangkit dan menjawab pertanyaan sulit yang tidak bisa dijawab oleh siswa lain. Sadis, cuma saya yang tahu kenapa dalam kalimat "That is the topic on which I will write" ada kata "On". Kebodohan di awal sudah terbayar! Lunas!
Setelah berpusing-pusing belajar gramatika, saya lagi-lagi nongkrong di Kansas dengan Acit. Makan lagi. Saya makan satu sepiring berdua dengan Acit.
Oh ya, saya dikenalkan dengan dua temannya Acit yang juga pengajar di LBI, yaitu Olive dan Ririn. Duh, ini dua wanita bocornya minta ampun. Belum lagi mulutnya nggak berhenti nyerocos dari Kansas, LBI, sampai PIM. Hahaha, jadi si Olive dan Ririn ceritanya kesal dengan managemen di LBI yang super semrawut.
Kami terdampar di PIM. Niat mau jalan-jalan sekaligus menemani Olive beli buku di Gramedia. Atas pilihan si Acit, kami makan di restoran all you can eat, Seoul Garden. Biasa aja sih sebenarnya rasanya. Menunya steamboat dan barbeque. Makan dan minum kalap sampai bill kami berjumlahRp 530 ribu. Wheeeww.. That's a lot of money!!
Perut kenyang hati senang. Kami kemudian buang-buang uang di toko buk Gramedia. Kalau saya melipir ke The Bodyshop beli shampo yang bisa bikin rambut saya nggak waterproof lagi.
Belanja-belenji selesai, kami pun pulang. Sungguhpun ini Sabtu yang sangat menyenangkan. Kembali ke kampus, makan di kansas, berkenalan dengan Kamu, para pengajar LBI dan teman-teman les yang mayoritas masih berjaket kuning.
Eeehhhhh..... Salah tuuhhhh...... Klausa mah di Sintaksis.... Bkn di Morfologiiiii.... Gmn seh jij.... Wkakakakaka......
ReplyDeleteCieee udah ada "Kamu" yg baru neh.... Walaupun tetep yeee laki-laki beristri eyt...wkakakak....
Semangat les toeflnya,,,, ayo kalah kan toefl exit test gw yg cm 533 sajah.... Hheheh.....
eeehh hou op. nanti die man baca bahaya dong ciiittt!!! saya pasti melewati toefl anda yg 533 entuh... 700 nanti toefl gw :p
ReplyDelete