Blog saya diprotes oleh Mas Didit, salah satu redaktur saya. Mas Didit, sebagai pembaca setia blog saya (hahaa... PD banget), komplen lantaran blog saya belakangan ini kerap menggunakan Bahasa Inggris.
"Blog Iboy ndak enak lagi dibacanya. Pakai Bahasa Inggris sih," kata Mas Didit di kantor (haaah? Di kantor? Jarang-jarang saya ke kantor).
Bukan cuma Mas Didit yang mengeluhkan beberapa tulisan di blog saya yang berbahasa Inggris. Teman saya, Friska juga sempat mengomentari hal itu melalui akun twitternya. Intinya, Friska senang akhirnya saya kembali menulis dalam Bahasa Indonesia setelah beberapa bulan kecanduan menulis dalam Bahasa Inggris.
Sok keminggris, biar dikira jago Bahasa Inggris. Biar jadi masyarakat internasional. Blaaah... bukan itu tujuan saya. Eh tapi yang kedua bener juga sih, biar bisa masuk menjadi masyarakat internasional.
Saya menulis dalam Bahasa Inggris bukan karena saya jago dan menguasai bahasa tersebut. Bah, TOEFL 550 aja belum sampai kali. Justru, saya sok-sok menulis dalam Bahasa Inggris untuk latihan. Practice makes perfect, you know.
Saya mencoba membiasakan diri untuk familiar dengan struktur, idiom dan gaya bahasa Inggris dengan menuliskannya lagi di blog saya.
Setiap kali saya mendapatkan kata ataupun idiom baru saya coba untuk pakai dalam tulisan saya. Menurut Mba Desi Anwar di fanpage facebook: English With Desi Anwar, dengan menuliskan kembali kata baru akan membuat kita mudah untuk memanggil kembali kata tersebut saat kita perlukan.
Dan menulis blog dalam bahasa Inggris merupakan salah satu tip untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dari Mba Anchor senior Metro TV tersebut.
Mohon maklum ya kawan-kawan, kalau nanti di lain kesempatan, saya lagi-lagi menulis dalam Bahasa Inggris. Semuanya itu saya lakukan demi peningkatan kapasitas diri saya.
Mmm.. lagipula, berdasarkan arsip blog, terakhir kali saya menulis blog dalam Bahasa Inggris adalah awal Desember lalu. Sekarang saya kembali menggunakan bahasa ibu saya, Bahasa Idonesia.
Benar juga kata Pangeran Punce, pembaca blog saya juga. Dengan menggunakan Bahasa Inggris blog saya jadi kurang ekspresif. Ya iyalah, Bahasa Inggris masih pas-pasan wajar kalau belum bisa membuat tulisan ekspresif dalam blog.
Mungkin nanti kalau saya sudah lama tinggal di Eropa dan Bahasa Inggris saya sefasih Adele. Pasti bakalan ekspresif deh.
Yuk, yuk yang rajin belajar Bahasa Inggris (menyesal karena dulu nggak pernah serius belajar Bahasa Inggris)
"Blog Iboy ndak enak lagi dibacanya. Pakai Bahasa Inggris sih," kata Mas Didit di kantor (haaah? Di kantor? Jarang-jarang saya ke kantor).
Bukan cuma Mas Didit yang mengeluhkan beberapa tulisan di blog saya yang berbahasa Inggris. Teman saya, Friska juga sempat mengomentari hal itu melalui akun twitternya. Intinya, Friska senang akhirnya saya kembali menulis dalam Bahasa Indonesia setelah beberapa bulan kecanduan menulis dalam Bahasa Inggris.
Ilustrasi. Foto dari sini |
Sok keminggris, biar dikira jago Bahasa Inggris. Biar jadi masyarakat internasional. Blaaah... bukan itu tujuan saya. Eh tapi yang kedua bener juga sih, biar bisa masuk menjadi masyarakat internasional.
Saya menulis dalam Bahasa Inggris bukan karena saya jago dan menguasai bahasa tersebut. Bah, TOEFL 550 aja belum sampai kali. Justru, saya sok-sok menulis dalam Bahasa Inggris untuk latihan. Practice makes perfect, you know.
Saya mencoba membiasakan diri untuk familiar dengan struktur, idiom dan gaya bahasa Inggris dengan menuliskannya lagi di blog saya.
Setiap kali saya mendapatkan kata ataupun idiom baru saya coba untuk pakai dalam tulisan saya. Menurut Mba Desi Anwar di fanpage facebook: English With Desi Anwar, dengan menuliskan kembali kata baru akan membuat kita mudah untuk memanggil kembali kata tersebut saat kita perlukan.
Dan menulis blog dalam bahasa Inggris merupakan salah satu tip untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dari Mba Anchor senior Metro TV tersebut.
Mohon maklum ya kawan-kawan, kalau nanti di lain kesempatan, saya lagi-lagi menulis dalam Bahasa Inggris. Semuanya itu saya lakukan demi peningkatan kapasitas diri saya.
Mmm.. lagipula, berdasarkan arsip blog, terakhir kali saya menulis blog dalam Bahasa Inggris adalah awal Desember lalu. Sekarang saya kembali menggunakan bahasa ibu saya, Bahasa Idonesia.
Benar juga kata Pangeran Punce, pembaca blog saya juga. Dengan menggunakan Bahasa Inggris blog saya jadi kurang ekspresif. Ya iyalah, Bahasa Inggris masih pas-pasan wajar kalau belum bisa membuat tulisan ekspresif dalam blog.
Mungkin nanti kalau saya sudah lama tinggal di Eropa dan Bahasa Inggris saya sefasih Adele. Pasti bakalan ekspresif deh.
Yuk, yuk yang rajin belajar Bahasa Inggris (menyesal karena dulu nggak pernah serius belajar Bahasa Inggris)
gw malah seneng baca tulisan iboy bahasa inggris, walaupun gak seekspresif klo pake bahasa indo.
ReplyDeletegw suka jiper kalau baca tulisan lo yg pake bahasa inggris apalagi bahasa belanda yang sepanjang jalan kenangan ituuu... gw kayanya udah gak bisa lagi deh. huuaaa... :((
makasih meidunggg.... ayo makanya elo ikutan challenge gw sama anda. kalo ketemu harus berbahasa belande...
ReplyDelete