Alhamdulillah. Hari terakhir Beauty Camp. Sebenarnya sih nggak mau usai. Pengen terus dimanjain, dikasih hadiah dan seneng-seneng. Tapi lima hari sudah kawan. Saatnya kembali ke dunia nyata pekerjaan.
Hari terakhir ini pastinya diwarnai tawa dan air mata. Ya iyalah, hari terakhir berkumpul sama sembilan perempuan unik, cantik, menarik dan gila. Kami puas-puasin ketawa dan ditutup dengan air mata.
Selain hari terakhir Beauty Camp, ini adalah hari shooting terakhir. Peraturannya tetap sama. Kudu berangkat dari Rancamaya jam 03.30 WIB subuh. Kali ini saya sempat mandi dan beberes koper karena kami nggak akan kembali lagi ke Rancamaya nan indah itu.
Sepanjang perjalan menunju Studio Mata Elang, saya memutuskan untuk tidur. Padahal ya, malam harinya, waktu pulang dari Pulogadung, saya langsung molor di kasur tanpa cuci muka, sikat gigi, dll. Plek langsung tidur.
Di Studio Mata Elang, seperti biasa didandanin, dipercantik rambutnya dan dimulailah proses shooting hari kedua.
Saya agak ngeri nih dengan shooting hari kedua lantaran hampir seluruh adegannya menari. Duh, kenapa mesti ada scene menarinya sihhhhhh??
Bahkan, pas adegan jalan kaki pun ada koreonya. Dan saya tetap kekeuh lho membuat kesalahan. Memang tidak ditakdirkan untuk menjadi penari nih saya kayaknya.
Ini nih saat yang tidak saya tunggu-tunggu. Adegan menari. Kami diberi seragam biru dan stocking putih. Karena ada empat koreo yang diajarkan oleh Mas Eko, Mas Jay harus memilih salah satunya.
Untungnya, Mas Jay memilih koreo pertama. Yesss, untuk koreo pertama ini saya lumayan hafal lho. Saya jadi percaya diri menari, walau tetap saja saya beberapa kali membuat kesalahan.
Eh, tapi mendadak Mas Eko mengubah beberapa bagian dari koreo pertama. Nah lho, saya panik. Diubah dan ditambah dengan koreo yang selama ini saya hindari.
Jadi di koreo kedua itu ada gerakan balik badan lalu nengok ke belakang badan dimana arah tangan sama kaki harus searah. Saya tuh selalu salah menarikan bagian ini. Eh malah ditambahin ke koreo pertama sama Mas Eko. Mati aku massss...
Tapi dengan latihan yang intens dan serius, akhirnya saya bisa menguasai gerakan itu. Nggak lagi bingung menentukan nengok ke arah kiri atau kanan. Yaaay, semua ini berkat bantuan para dancer, Citra dan Mba Shanti.
Sebelum take, entah berapa kali kami latihan. Ada sesi latihan bareng-bareng dan per grup. Pas shooting juga, diulang berkali-kali.
Thanks God, shooting adegan nari ini berjalan lancar. Sebelum lanjut ke scene berikutnya, Mba Andina kasih kejutan dengan membawakan Pizza dan Four Fingers sesuai pesanan kami kemarin. Horaay, kami buat pesta perpisahan kecil-kecilan di studio.
Setelah makan-makan, kami lanjut shooting bagian terakhir, yaitu sisterhood. Cuma disuruh peluk-pelukan dan ketawa. Pokoknya harus menggambarkan keakraban kami.
It's a wrap. Yaaay, selesai. Kami belum mau pulang dan nggak mau melewatkan kesempatan foto-foto di belakang setting yang oke banget itu. Gaya foto kami bodor-bodor banget. Kocak banget hasil foto-fotonya.
Daaaaan setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Kamipun harus berpisah. Berpelukan dan berjanji untuk tetap saling berkomunikasi. Indah sempat menangis. Saya juga jadi pengen nangis. Tapi be strong Iboy. Don't cry. Sebenarnya pengen nangis berpisah dengan Susan, Lidya, Vane, Indah, Lia, Diah dan Nazel, Risma dan Frida. Banyak kenangan indah selama bersama sembilan perempuan ini.
Meski sudah kembali ke kehidupan masing-masing, kami masih tetap berhubungan melalui BBM Group. Malahan panitianya juga dimasukin ke BBM Group supaya makin ramai saat mengenang masa-masa di Rancamaya.
Sekali lagi, terima kasih Dove untuk kesempatan yang amat berharga ini. Terima kasih Allah, sudah kabulkan salah satu mimpi saya dan mempertemukan saya dengan teman-teman baru yang luar biasa ini.
Hari terakhir ini pastinya diwarnai tawa dan air mata. Ya iyalah, hari terakhir berkumpul sama sembilan perempuan unik, cantik, menarik dan gila. Kami puas-puasin ketawa dan ditutup dengan air mata.
Selain hari terakhir Beauty Camp, ini adalah hari shooting terakhir. Peraturannya tetap sama. Kudu berangkat dari Rancamaya jam 03.30 WIB subuh. Kali ini saya sempat mandi dan beberes koper karena kami nggak akan kembali lagi ke Rancamaya nan indah itu.
Sepanjang perjalan menunju Studio Mata Elang, saya memutuskan untuk tidur. Padahal ya, malam harinya, waktu pulang dari Pulogadung, saya langsung molor di kasur tanpa cuci muka, sikat gigi, dll. Plek langsung tidur.
Di sela-sela shooting, foto-foto |
Di Studio Mata Elang, seperti biasa didandanin, dipercantik rambutnya dan dimulailah proses shooting hari kedua.
Saya agak ngeri nih dengan shooting hari kedua lantaran hampir seluruh adegannya menari. Duh, kenapa mesti ada scene menarinya sihhhhhh??
Bahkan, pas adegan jalan kaki pun ada koreonya. Dan saya tetap kekeuh lho membuat kesalahan. Memang tidak ditakdirkan untuk menjadi penari nih saya kayaknya.
Tebak saya yang mana?? |
Ini nih saat yang tidak saya tunggu-tunggu. Adegan menari. Kami diberi seragam biru dan stocking putih. Karena ada empat koreo yang diajarkan oleh Mas Eko, Mas Jay harus memilih salah satunya.
Untungnya, Mas Jay memilih koreo pertama. Yesss, untuk koreo pertama ini saya lumayan hafal lho. Saya jadi percaya diri menari, walau tetap saja saya beberapa kali membuat kesalahan.
Eh, tapi mendadak Mas Eko mengubah beberapa bagian dari koreo pertama. Nah lho, saya panik. Diubah dan ditambah dengan koreo yang selama ini saya hindari.
Jadi di koreo kedua itu ada gerakan balik badan lalu nengok ke belakang badan dimana arah tangan sama kaki harus searah. Saya tuh selalu salah menarikan bagian ini. Eh malah ditambahin ke koreo pertama sama Mas Eko. Mati aku massss...
Tapi dengan latihan yang intens dan serius, akhirnya saya bisa menguasai gerakan itu. Nggak lagi bingung menentukan nengok ke arah kiri atau kanan. Yaaay, semua ini berkat bantuan para dancer, Citra dan Mba Shanti.
Sebelum take, entah berapa kali kami latihan. Ada sesi latihan bareng-bareng dan per grup. Pas shooting juga, diulang berkali-kali.
Thanks God, shooting adegan nari ini berjalan lancar. Sebelum lanjut ke scene berikutnya, Mba Andina kasih kejutan dengan membawakan Pizza dan Four Fingers sesuai pesanan kami kemarin. Horaay, kami buat pesta perpisahan kecil-kecilan di studio.
Setelah makan-makan, kami lanjut shooting bagian terakhir, yaitu sisterhood. Cuma disuruh peluk-pelukan dan ketawa. Pokoknya harus menggambarkan keakraban kami.
It's a wrap. Yaaay, selesai. Kami belum mau pulang dan nggak mau melewatkan kesempatan foto-foto di belakang setting yang oke banget itu. Gaya foto kami bodor-bodor banget. Kocak banget hasil foto-fotonya.
Daaaaan setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Kamipun harus berpisah. Berpelukan dan berjanji untuk tetap saling berkomunikasi. Indah sempat menangis. Saya juga jadi pengen nangis. Tapi be strong Iboy. Don't cry. Sebenarnya pengen nangis berpisah dengan Susan, Lidya, Vane, Indah, Lia, Diah dan Nazel, Risma dan Frida. Banyak kenangan indah selama bersama sembilan perempuan ini.
Meski sudah kembali ke kehidupan masing-masing, kami masih tetap berhubungan melalui BBM Group. Malahan panitianya juga dimasukin ke BBM Group supaya makin ramai saat mengenang masa-masa di Rancamaya.
Sekali lagi, terima kasih Dove untuk kesempatan yang amat berharga ini. Terima kasih Allah, sudah kabulkan salah satu mimpi saya dan mempertemukan saya dengan teman-teman baru yang luar biasa ini.
hehehhe aaah, saya sebagai finalis gadsam, merasa terdahului, aiiihhhhhhhhhh cakeeep boykeee, ayo wujudkan impian kegadissampulanmu!!!! Salam gadsam dr sophis muaaach
ReplyDelete