Gaul Bareng Murid

Jalan sama dosen sendiri sudah sering. Pernah sama Frank jaman kuliah dulu dan tahun lalu di Starbucks Plaza Indonesia. Kalau sama Arthur malah beberapa bulan ini cukup frekuentif. Soalnya dia emang lagi kerja di sini sih.

Nah, kalau jalan sama murid, baru kali ini terjadi. Sepanjang karir mengajar saya sudah punya empat orang murid. Pertama, So Jin bocah cilik dari Korea yang saya ajar Bahasa Inggris semasa kuliah dulu.

Lalu Mevrouw Hellen dari Belanda, yang intensif belajar sebulan penuh pada Januari 2011 lalu. Cheryl Wong, murid saya paling pintar asal Australia karena dia sudah fasih berbahasa Indonesia.

Terakhir, adalah Sid. Murid yang paling lama belajar Bahasa Indonesia dengan saya. Pelajaran sudah dimulai sejak September. Tapi karena dia harus bolak balik Jakarta Singapura, jam belajar pun nggak rutin. Dalam satu bulan paling banter ada satu kelas belajar. Bahkan saking sibuknya, pernah satu bulan nggak ada kegiatan belajar mengajar sama sekali.

Hari ini saya jalan sama Sid. Entah kesambet apaan, pria beristri ini kemarin mengajak saya minum setelah belajar di Apartemennya di kawasan Sudirman. Saya sih nggak berkeberatan. Diajakin minum berati dia yang bayar, ya hayuk ajalah.

Rencana awalnya, saya mengajar dia selama satu setengah jam. Kemudian cabut menuju tempat minum. Karena, saya terlambat SATU jam (dan alhamdulillah Sid memaklumi bad habit saya ini hehe), cowok yang menurut saya punya killer smile ini mengusulkan untuk skip belajar hari ini.

Sayang sih kalau nggak belajar, karena artinya saya nggak dibayar. Tapi bentuk bayarannya mungkin dengan ditaktir minum. Okay. Saya setuju. Meski nggak belajar, saya tetap mendorong dia untuk melatih Bahasa Indonesia. Awalnya dia nolak-nolak gitu, tapi toh akhirnya dia mau praktekin kepandaiannya berbahasa Indonesia saat kami jalan.

Tujuan kami malam tadi adalah Hard Rock Cafe, EX. Karena belum makan, saya akhirnya pesan makanan. Saya pesan makanan dua kali. Yang pertama chicken something yang nggak begitu enak. Lalu saya pesan Kwetiau Seafood, yang ternyata juga nggak enak. Hehehe, agak nggak enak sih sama Sid. Udah dibayarin tapi makanannya nggak ada yang saya habiskan. Maaf ya Sid habis makanannya nggak begitu enak.

Sid pesan Mojito, sementara saya hanya minum bir bintang. Kami berdua refill minuman masing-masing sampai tiga kali. Untung malam itu ada promo buy one get one. Jadi refill yang pertama kalinya nggak dikenakan biaya.

Di situ kami ngobrol lumayan banyak. Soal kerjaan sampai soal pacar. Tapi saya paling tertarik sama musik. Duh, Sid yang 30 something itu pengetahuan musiknya luar biasa. Gaul deh. Beberapa lagu yang diputar di situ dia tahu. Lalu, saat ada live band, dia kenal beberapa lagu. Bahkan sempat komen soal lagu yang dinyanyiin sama band di Hard Rock Cafe.

Sebagai mantan wartawan musik, saya dibuat malu. Hahahaa, pengetahuan musik saya cetek banget deh dibandingkan murid saya ini. Kings of Leon, entah band apa ini, saya nggak tahu. Lagunya One Republik yang Stop and Stare juga saya angkat tangan.

Di depan dia saya berkilah kalau saya sukanya Justin Bieber, Selena Gomez dan Westlife. Dan reaksi dia waktu saya sebutkan nama-nama di atas cuma geleng-geleng dan senyum getir. Hahaha, selera musik macam apa itu Booyyy :)). I should listen to the radio more often nih kayaknya!!

Kami juga main tebak-tebakan lagu The Beatles. Saya penggemar The Beatles, tapi saya cuma tahu lagu-lagu terkenal band yang digawangi oleh John Lennon.

Aaah, lagi-lagi saya merasa dipermalukan karena saya nggak bisa nebak lagu yang dia putar di handphone. Habis yang dia setel lagu-lagu The Beatles yang cukup familiar tapi saya nggak tahu judulnya.

Setelah main tebak-tebakan lagu, kami yang tadinya duduk di pinggir akhirnya pindah agak merapat ke depan panggung. Sid mau lihat cara si gitaris band bermain gitar. Jadi ceritanya Sid itu lagi belajar main gitar bok. That's why dia mau lihat aksi si gitari "memperkosa" gitarnya.

Dan kayaknya meja kami paling excited (saya sih) dengan penampilan live band. Saya beberapa kali goyang-goyang badan sambil nyanyi. Si Sid juga nyanyi malu-malu ditutupin tangannya. Gara-gara heboh plus Sid request lagu, si gitarist nyamperin meja kami. Ngobrol sebentar, basa-basi soal penampilannya malam ini.

Oh ya, saya mengajarkan satu kata baru ke Sid yang tampaknya langsung dia hapal. GAUL. Awalnya saya bilang dia gaul karena suka jalan ke mall (padahal PI doang sih). Di mata saya, dia semakin gaul karena dalamnya pengetahuan musik pria asal India ini. Saya bilang ke dia untuk ngomong: saya gaul ke bosnya. Mudah-mudahan dia menuruti saran saya itu hahahaaa..

Ternyata seru juga gaul sama murid. Sekalian saya memperlancar bahasa Inggris saya yang kacrut ini. Saya rencananya mau ajak Sid gaul sama local peole, yaitu teman-teman saya. Tapi begitu saya bilang harus ngobrol dalam bahasa Indonesia, dia mundur.

Thank you Pak Sid (Hahaha, dia nggak suka saya panggil Pak. Kesannya tua banget yah) for tonight. Lain kali saya yang traktir deh, tapi di Melly's aja yang harga minumannya affordable untuk kantong jurnalis :D

One more thing, Sid told me to marry rich guy!! Hahahaa.. siap laksanakan Pak bos ;)

Comments