Namanya Anthony. Berasal dari sebuah kota di Prancis bagian selatan. Sudah dua minggu tinggal dan bekerja di Indonesia.
Hari ini kali pertama saya bertemu dengannya. Menurut jadwal, kami mulai belajar pukul 08.00 WIB. Tapi saya kerajinan, tiba di kantor Anthony pukul 07.30. Hahaha, jarang-jarang saya datang tepat waktu. Biasanya saya selalu terlambat.
Pukul segitu, tak ada orang. Hanya satpam dan OB terlihat di kantor di kawasan Kemang itu. Wajarlah, kan Jumat ini cuti bersama. Makanya kantor-kantor pada kosong.
Sembari menunggu, saya ngobrol dengan seorang satpam. Saya penasaran sama sosok Anthony. Masih muda kah? Sudah tua? Ramah kah orangnya?
"Mba belum pernah ketemu Anthony. Orangnya macho banget mba. Tinggi gede. Lihat sendiri deh nanti," kata Pak Satpam bikin saya makin penasaran.
Bete juga ya nunggu setengah jam. Hingga jam delapan, Anthony belum muncul juga. Pak Satpam nyaranin saya untuk sarapan dulu. Saya terima tawarannya dan mencari mini market untuk membeli susu dan camilan.
Saat berjalan keluar dari pagar kantor, Anthony muncul. Bertubuh tegap, berotot, dan sangat bersih. Saya bersalaman dan memperkenalkan diri. Saya katakan padanya kalau saya ingin cari sarapan. Dia mau ikut. Cari sarapan juga.
Sepanjang jalan, kami mengobrol hal-hal standar. Sudah sejak kapan di sini, kerja di bagian apa, tujuannya belajar bahasa Indonesia, betah atau tidak tinggal di sini, dan lainnya. Seharusnya sesi ngobrol ini masuk dalam 1,5 jam waktu belajar. Lumayan kan ngobrol 30 menit dan belajarnya hanya satu jam.
Saya agak shock begitu tahu Anthony beli bubur di tukang bubur gerobak dorong. Sementara saya membeli susu dan kue kering. Doh sebenarnya yang bule siapa yaaa??
Selesai beli sarapan, saya nyamperin Anthony di tukang bubur. Dia sedang ngobrol dengan seorang pria bule yang ternyata adalah murid dari Payung Bahasa juga. Namanya Fabian. Dia rekan kerja Anthony di perusahaan yang sama. Tinggal di Indonesia sudah lebih dari setahun (dan sepertinya sangat betah dan membaur dengan orang lokal).
Anthony dan Fabian bagai langit dan bumi. Anthony cenderung dandy, sementara Fabian terlihat cuek. Bubur sudah dibungkus, saya dan Anthony jalan menuju kantornya, sementara Fabian naik vespa bak Joni di film Janji Joni.
Obrolan berlanjut. Kali ini soal makanan. Anthony cerita kalau dia sudah bisa beradaptasi dengan makanan lokal. Hanya pada awal-awal kedatangannya di Indonesia, Anthony pernah sekali sakit perut gara-gara makan di Warung Padang Sederhana.
Karena kantor belum dibuka, saya, Anthony dan Fabian kumpul di pintu depan sembari menikmati sarapan masing-masing. Saya senang mendengarkan keduanya mengobrol dalam bahasa Prancis. Saya iseng minta keduanya bicara dalam bahasa Indonesia.
Oh ya, saya terkesan dengan kemampuan Bahasa Indonesia Anthony. Kosa kata dasar dalam Bahasa Indonesia sudah ia kuasa dengan baik. Katanya sih sebelum ke Indonesia, dia sudah beli buku Bahasa Indonesia dan sedikit banyak mempelajari Bahasa Indonesia.
Saat belajar greetings dan farewells, Anthony bertanya soal kata "Mari". Dia bilang, kalau di lift, saat seseorang mau keluar, beberapa orang mengucapkan kata mari. Saya jelaskan bahwa itu salah satu variasi salam perpisahan. Makna "Mari' lainnya akan saya jelaskan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.
Murid yang satu ini cukup sering bertanya. Sepertinya dia suka memperhatikan kata-kata yang digunakan oleh orang Indonesia di sekitarnya. No wonder ya, dia sudah bisa dengan fasih membuat kalimat seperti : Mereka sedang bekerja. Padahal pelajaran penggunaan kata "sedang" ada di chapter 13.
Ah, menyenangkan sekali belajar dengan Anthony. Orangnya sangat sopan dan lembut. Semoga saya bisa mentransfer ilmu dengan baik sehingga tujuan Anthony belajar bahasa Indonesia , yaitu untuk berkomunikasi dengan klien lokalnya bisa berhasil.
Nggak sabar deh hari Senin mau ngajak deze lagi. Yuuuukkk
Hari ini kali pertama saya bertemu dengannya. Menurut jadwal, kami mulai belajar pukul 08.00 WIB. Tapi saya kerajinan, tiba di kantor Anthony pukul 07.30. Hahaha, jarang-jarang saya datang tepat waktu. Biasanya saya selalu terlambat.
Pukul segitu, tak ada orang. Hanya satpam dan OB terlihat di kantor di kawasan Kemang itu. Wajarlah, kan Jumat ini cuti bersama. Makanya kantor-kantor pada kosong.
Sembari menunggu, saya ngobrol dengan seorang satpam. Saya penasaran sama sosok Anthony. Masih muda kah? Sudah tua? Ramah kah orangnya?
"Mba belum pernah ketemu Anthony. Orangnya macho banget mba. Tinggi gede. Lihat sendiri deh nanti," kata Pak Satpam bikin saya makin penasaran.
Bete juga ya nunggu setengah jam. Hingga jam delapan, Anthony belum muncul juga. Pak Satpam nyaranin saya untuk sarapan dulu. Saya terima tawarannya dan mencari mini market untuk membeli susu dan camilan.
Saat berjalan keluar dari pagar kantor, Anthony muncul. Bertubuh tegap, berotot, dan sangat bersih. Saya bersalaman dan memperkenalkan diri. Saya katakan padanya kalau saya ingin cari sarapan. Dia mau ikut. Cari sarapan juga.
Sepanjang jalan, kami mengobrol hal-hal standar. Sudah sejak kapan di sini, kerja di bagian apa, tujuannya belajar bahasa Indonesia, betah atau tidak tinggal di sini, dan lainnya. Seharusnya sesi ngobrol ini masuk dalam 1,5 jam waktu belajar. Lumayan kan ngobrol 30 menit dan belajarnya hanya satu jam.
Saya agak shock begitu tahu Anthony beli bubur di tukang bubur gerobak dorong. Sementara saya membeli susu dan kue kering. Doh sebenarnya yang bule siapa yaaa??
Selesai beli sarapan, saya nyamperin Anthony di tukang bubur. Dia sedang ngobrol dengan seorang pria bule yang ternyata adalah murid dari Payung Bahasa juga. Namanya Fabian. Dia rekan kerja Anthony di perusahaan yang sama. Tinggal di Indonesia sudah lebih dari setahun (dan sepertinya sangat betah dan membaur dengan orang lokal).
Anthony dan Fabian bagai langit dan bumi. Anthony cenderung dandy, sementara Fabian terlihat cuek. Bubur sudah dibungkus, saya dan Anthony jalan menuju kantornya, sementara Fabian naik vespa bak Joni di film Janji Joni.
Obrolan berlanjut. Kali ini soal makanan. Anthony cerita kalau dia sudah bisa beradaptasi dengan makanan lokal. Hanya pada awal-awal kedatangannya di Indonesia, Anthony pernah sekali sakit perut gara-gara makan di Warung Padang Sederhana.
Karena kantor belum dibuka, saya, Anthony dan Fabian kumpul di pintu depan sembari menikmati sarapan masing-masing. Saya senang mendengarkan keduanya mengobrol dalam bahasa Prancis. Saya iseng minta keduanya bicara dalam bahasa Indonesia.
Oh ya, saya terkesan dengan kemampuan Bahasa Indonesia Anthony. Kosa kata dasar dalam Bahasa Indonesia sudah ia kuasa dengan baik. Katanya sih sebelum ke Indonesia, dia sudah beli buku Bahasa Indonesia dan sedikit banyak mempelajari Bahasa Indonesia.
Saat belajar greetings dan farewells, Anthony bertanya soal kata "Mari". Dia bilang, kalau di lift, saat seseorang mau keluar, beberapa orang mengucapkan kata mari. Saya jelaskan bahwa itu salah satu variasi salam perpisahan. Makna "Mari' lainnya akan saya jelaskan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.
Murid yang satu ini cukup sering bertanya. Sepertinya dia suka memperhatikan kata-kata yang digunakan oleh orang Indonesia di sekitarnya. No wonder ya, dia sudah bisa dengan fasih membuat kalimat seperti : Mereka sedang bekerja. Padahal pelajaran penggunaan kata "sedang" ada di chapter 13.
Ah, menyenangkan sekali belajar dengan Anthony. Orangnya sangat sopan dan lembut. Semoga saya bisa mentransfer ilmu dengan baik sehingga tujuan Anthony belajar bahasa Indonesia , yaitu untuk berkomunikasi dengan klien lokalnya bisa berhasil.
Nggak sabar deh hari Senin mau ngajak deze lagi. Yuuuukkk
Comments
Post a Comment