Minggu ini benar-benar menguras perasaan. Bak rollercoaster, perasaan saya naik turun. Bahagianya banget, sedihnya keterlaluan. Penyebabnya tak lain tak bukan karena perpisahan dengan seseorang yang sudah kadung saya sayang.
Sakit memang sakit. Tapi nggak sampai menyebabkan saya menangis. Nggak worth it lah perpisahan semacam itu ditangisi. Ya paling saya agak murung. Tapi nggak di depan teman-teman ya. Saya pandai menyembunyikan perasaan. Tetap ceria di depan kawan-kawan. Padahal hati saya melempem.
Beberapa hari lalu, saya marah besar sama oknum yang haram disebutkan namanya itu. Rasa marah itu muncul karena kelakuannya yang nggak bisa saya terima. Setelah pertemuan kami berdua untuk terakhir kalinya itu, saya benci banget sama dia. Dan dia merasakan betul kebencian saya padanya. Ya iyalah, dia masih sempat tanya: kamu kenapa benci sama aku? kenapa jadi begini sih? salah aku apa? Preeeetttttt!! Seharusnya dia tahu dong alasan saya begitu membencinya.
Dua hari ini, saya pikir-pikir lagi soal kebencian sama terhadapnya. Kok bikin saya makin sakit ya. Semakin saya membencinya semakin sulit menghapus rasa sayang itu. Saya pun pada akhirnya mencoba untuk memaafkannya. Melupakan semua kesalahannya. Saya mencoba ikhlas dengan apa yang telah menimpa saya. Hasilnya: kelegaan, kedamaian dan ketenangan.
Alhamdulillah, ketika saya ikhlas, Allah kasih jalan saya untuk melupakan dia. Saya diperkenalkan dengan orang-orang baru yang menyenangkan. Dan satu hadiah dari Allah atas keikhlasan saya adalah menonton konser Maliq and D'essentials di JakJazz 2012.
Gilaaa. Allah works in a very mysterious way! Pekan lalu saya merengek pada si dia untuk bisa menonton konser Maliq di JakJazz. Si dia sih janji surga akan mengusahakan. Tapi toh kenyataannya nihil (mungkin karena menjelang hari pelaksanaan JakJazz, hubungan saya dan dia berakhir. Jadi mungkin dia mikir: ngapain ribet-ribet cariin tiket buat cewe ini?).
Kemudian saya diperkenalkan dengan orang baru. Seorang berondong (usianya jauh di bawah saya) yang menyenangkan. Dia menyetani saya untuk datang ke acara JakJazz. Saya ragu mau datang atau tidak. Si berondong nggak patah semangat, terus mendesak saya untuk hadir ke event Jazz tahunan itu dengan menggunakan ID Press. Laah, masak mau ambil lapak anak hiburan. Ntar diusir dikira wartawan bodrex? Ya pokoknya ada saja kekhawatiran-kekhawatiran yang bikin saya ciut untuk hadir di JakJazz.
Nah, saya nggak kenal dengan anak hiburan kantor. Saya minta PIN BlackBerry dan nomor HP yang bersangkutan ke Sekred. Tanpa pikir panjang saya ijin mau ke lapaknya untuk nonton Maliq. Gayung bersambut. Si pria yang tidak mau disebut Mas ini legowo lapaknya saya jajah. Kebetulan dia libur sih Sabtu kemarin.
Dan..... Saya berhasil menonton Maliq. Di sana saya bertemu si berondong dan Erlin, kawan saya di kampus dulu. Saya senang banget akhirnya bisa nonton konsernya Maliq lagi. Seru banget!!! Saya joget sepanjang lagu walaupun di backpack saya ada laptop. Mendadak si backpack berasa ringan ketika mendengar hentakan musik Maliq. Saya teriak-teriakan ikuti semua lagu yang dinyanyikan Indah dan Angga, duo vokalis Maliq. Rasanya, semalam semua beban hidup, kesedihan, kekecewaaan hilang begitu saja. Berubah menjadi kebahagiaan.
Eh tapi, di beberapa lagu Maliq sempat sedih sih, gegara teringat hubungan saya dengan si dia. Plus pas lagu-lagu romantis, di saat penonton peluk pasangannya, saya cuma bisa memandang iri dan lihat-lihatan dengan Erlin lalu tertawa terbahak.
Puas banget! Inginnya nggak berakhir konser Malliq. Nyanyikan seluruh lagumu!! Jangan hanya sepuluh!! Hibur aku!! Yaaah, mau gimana, emang saya yang bayar mereka. Ngarep banget Maliq nyanyi semalaman hanya buat saya. Nanti di laptop saja, putar lagu Maliq sehari semalam.
Setelah bahagia riang gembira di konser Maliq, pulang ke rumah, badan berasa nggak enak. Hidung mampet, kepala pusing, tenggorokan sakit dan suara bindeng. Alamat mau sakit. Dan benar, sekarang saya terkapar di rumah, goleran di kasur sambil menuliskan kisah seminggu ini.
Oh ya, nggak lupa satu hadiah cantik dari Allah hari ini: totok aura dan bodyscrub gratis di Dian Kenanga. Ya Allah, your blessings are uncountable yaaa.. Alhamdulillah. Maafkan kadang-kadang suka lupa mensyukurinya dan malah terus mengeluh meminta lebih.
Buat si dia, sampai bertemu nanti. Semoga pada saat kita bertemu lagi, saya sudah bisa tersenyum dan bercanda denganmu selayaknya dengan seorang teman.
Comments
Post a Comment