Kebayang nggak sih satu busway dengan segerombolan anak-anak bule dari Australia International School. Pffffhhhh.... tobat deh! Mereka super berisik dan banyak tingkah. Tapi di sisi lain menyenangkan melihat keceriwisan dan keusilan mereka selama di dalam busway.
Pagi itu saya harus meliput peluncuran Indeks Persepsi Korupsi tahun 2012 di Hotel Atlet Century Park. Karena sudah agak terlambat saya putuskan untuk naik busway dari Halte Ragunan. Alhamdulillah ya dapat kursi, jadi bisa tidur selama perjalanan dari ujung ke ujung koridor enam.
Tiba-tiba masuk sekitar 15 anak berpakaian seragam dengan logo AIS. Ahh.. logo itu sangat familiar buat saya. Pasti anak-anak dari Australia International School, Kemang. Jaman dulu, ketika satu teman saya masih ngekos di Kemang, saya suka numpang tidur sekaligus main ke tempat kerjanya yang berafiliasi dengan AIS.
Bocah-bocah yang tampaknya duduk di kelas enam SD atau satu SMP itu memenuhi ruang kosong di dalam busway. Mereka tak dapat kursi yang sudah keburu terisi penuh dengan penumpang lain. Saya perhatikan beberapa murid AIS. Ternyata tidak semuanya berkulit belang. Ada yang berwajah Korea, Jepang, China, Arab bahkan Indonesia.
Persis di depan saya berdiri dua bocah Arab. Yang perempuan berjilbab, sementara yang pria berkacamata dan tampan. Selain itu ada seorang bocah bule dan bocah Korea berdiri tak jauh dari tempat duduk saya.
Saya curi dengar pembicaraan mereka sembari sok sibuk membaca berita di tablet saya. Tapi pada akhirnya saya ngak tahan untuk melihat tingkah kocak dan mendengar logat Australia mereka (FYI saya suka sekali dengan logat Australia).
Si bocah Arab berkali-kali pamer ke teman-temannya kalau dia bisa berdiri dengan penuh keseimbangan dalam busway tanpa berpegang pada apapun. Tapi toh kenyataannya, ia gagal menyeimbangkan tubuhnya ketika supir menginjak rem. Murid-murid perempuan yang terdorong oleh si bocah Arab memintanya untuk berpegang pada pegangan yang ada.
Semakin lama busway semakin penuh. Mereka tidak lagi bisa bebas bergerak. Setiap kali busway berhenti di halte, beberapa murid AIS berteriak memberi instruksi kepada murid lainnya.
DON'T MOVE! DON'T MOVE!!! DON'T LET THEM IN.
Kali ini si bocah bule. Dia menggoda gadis Arab berjilbab itu. Dia mencolek pinggang si gadis sembari bertanya.
Bocah bule: Are you ticklish?
Gadis Arab: Not really
Bocah bule: (nyolek si gadis lagi tepat di pinggang. Si gadis menghindar sembari tersenyum).Yes, You're ticklish.
Bocah Arab nggak terima teman serumpunnya digoda. Dia minta bertukar tempat dengan si gadis Arab. Bocah bule protes.
Bocah bule: What are you doing? She is my target. She is ticklish! Come on, go back to your place!
Saya cengar-cengir dengar pembicaraan mereka. Eh, saya kepergok merhatiin mereka. Lalu si gadis Arab berbicara kepada si bocah Arab. Dia menantang bocah Arab untuk berkenalan dengan saya. Eyaaa... muka saya memerah dengar tantangan itu.
Gadis Arab: I dare you to say hi to this girl. If you don't wanna do that, let me do it first. Hi, hello!
Saya: Hello.
Gadis Arab: Now your turn! Say hi.
Bocah Arab: Hi.. how are you?
Saya: Hi. I am good thank you. How are you?
Bocah Arab: Awesome. I am Hasan.
Saya: I am Rizky.
Bocah Arab: Rizky, you're pretty.
Saya: Thanks (eyaaa dirayu anak SD saya! Makin kayak udang rebus nih pipi. Untuk tetap cool, saya main handphone saya).
Bocah Arab: Wow, what a cool phone. I like your phone. (aaahhh... nih bocah!!)
Saya: No, it's not. (si Arab tiba-tiba ngeluarin iPhone-nya) Yours is much better than mine!
Gadis Arab: Hasan. Why do you show her your iPhone? (bocah Arab diam keasikan sama handphonenya).
Saya: Anyway. Where are you guys going?
Bocah Arab: Monas and Kota. And you?
Saya: I am going to work (si bocah dan gadis Arab tampak shock! Mungkin gw dikira masih kuliah kali ya).
Tiba-tiba si bocah bule ikutan dalam percakapan kami. He said hi.
Perjalan masih jauh. Beberapa dari mereka ada yang berkomentar soal AC yang nggak nyala, jumlah penumpang yan sangat banyak dalam bus dan pencurian.
It's getting hot in here. I hate this publlic transportation.
Sekitar satu jam bersama mereka, kami akhirnya tiba di tujuan akhir. Beberapa anak yang berinteraksi dengan saya mengucapkan salam perpisahan.
Intinya, sepanjang perjalanan mereka tidak berhenti saling bercanda, menggoda dan membuat kerusuhan kecil dalam busway. Ahhh... anak-anak ini sungguh pemberani dan tidak memperdulikan pendapat oran sekitar soal berisiknya mereka. Saya jadi dibuat bertanya, jikalau saya bertemu dengan seerombolan anak-anak SD Jakarta apakah mereka akan seaktif dan seberani murid-murid AIS?
Coba tadi tukeran nomor handphone dengan Hasan. Dia super duper lucu lho. Bandel, banyak gaya, cerewet, jahil, usil namun menggemaskan!Sudah besar cari saya ya. Hahahaa...
Comments
Post a Comment