2016 saya awali dengan ungkapan rasa syukur. Berterima kasih atas bentuk tubuh yang begitu indah. Bahasa Inggrisnya curvy. Kalau versi saya, proporsional padat berisi (terutama di bagian pantat).
Jadi begini ceritanya. Sepanjang SMP, SMP, SMA, Kuliah hingga bekerja dan kini jadi pengacara, persoalan berat dan bentuk badan selalu menjadi permasalahan utama dalam hidup saya. Ya nggak puas dengan dagu yang membulat, pipi tembam, perut buncit, paha besar, pantat lebar dan lengan melar.
Kesadaran untuk menerima bentuk tubuh apa adanya muncul di hari kedua tahun 2016. Saya yang lagi keranjingan mencoba skateboard, selalu merekam tiap proses latihan. Karena keengganan untuk merepotkan orang lain, maka saya merekamnya sendiri. Ponsel diletakan di lantai, lalu saya tekan tombol rekam. Dengan begini, otomatis seluruh pergerakan sebelum saya meluncur di atas papan terlihat. Muka pilon memastikan rekaman benar-benar berjalan, hingga saya yang berlari tergopoh-gopoh menjauhi kamera, semua terekam.
Nah, saat adegan lari mendekati skateboard, tampaklah pantat bahelol saya megol-megol. Ketika melihat video itu, saya membatin. Ya ampun, gede juga ya aset gw. Kece juga walaupun gembul begitu. Dari situlah saya akhirnya menyukai bentuk tubuh semlohai ini.
Bangga dan percaya diri dengan bentuk tubuh saat ini nggak serta merta diartikan sebagai sebuah izin untuk bisa makan secara sembarangan. Saya menerima keadaan saya sekarang tapi sejumlah persyaratan yang berkaitan dengan kesehatan.
Akhir tahun lalu, saya mendapati kadar kolesterol dalam tubuh saya berada di level berbahaya. Tak hanya itu, indek masa tubuh saya juga masuk dalam kategori obesitas. Karena itu, dokter menyarankan saya untuk diet rendah lemak dan berolahraga tiga kali sehari.
Alhamdulillah, diet rendah lemak berjalan mulus. Saya kurangi konsumsi makanan yang berpotensi semakin meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Saya juga menegak Nutrive Benecol yang bisa menurunkan kolesterol. Voila, meski tanpa olahraga (akhir-akhir ini saya lagi malas-malasnya olahraga), kadar kolesterol dalam tubuh saya menurun. Alhamdulillah.
Meski kadar kolesterol sudah berangsur normal, saya masih punya PR untuk menjadikan berat badan proporsional dengan tinggi badan. Karena, dengan berada di level obesitas, potensi untuk terkena pelbagai penyakit semakin tinggi. Jadi, tak mengapa tubuh ini gembil sana sini. Yang penting tetap sehat dan jauh dari penyakit-penyakit yang mengerikan.
Dengan menyingkirkan satu permasalahan laten dalam hidup, alhamdulillah lho, pikiran saya agak plong. Nggak lagi tuh, stres ngeliat temen yang langsingan atau iri lihat tubuh model-model Victoria's Secret. Buat apa? Saya punya bentuk tubuh a la Beyonce Knowles lhooo... (ditimpuk pemirsa sekalian).
Overthink everything would make my straight hair keriting :)
08.01.2016
23.40
Kiky
*pict taken from QuotesGram.com
Comments
Post a Comment