Indomie naik kelas! Nggak lagi dijual sebatas di warung kopi. Sekarang Indomie sudah dijual di tempat yang lebih nyaman, di ruangan ber-AC, dengan desain interior yang lucu (Instagram-able) dan disediakan banyak permainan (ular tangga, UNO, dsb). Kalau saya nggak salah, pelopor naik kelasnya Indomie adalah Warung Up Normal di Bandung.
Sebenarnya Up Normal hanya mewujudkan cara kita makan Indomie di rumah. Jujur deh, kalau bikin Indomie pasti suka dikreasikan pakai daging, bakso, Smoked Beef, kornet. Ibu saya di rumah suka buat Indomie Soto Mie dengan tambahan cabe rawit dan sedikit gula pasir. Kalau saya, senang mengkreasikan Indomie goreng dengan tambahan sayuran (yang banyak), telor dan suwiran ayam.
Nah, keberadaan Up Normal ini membuat kita nggak usah repot-repot lagi masak sendiri. Karena kemampuannya untuk membuat Indomie dengan berbagai topping dan racikan, maka nggak heran, Up Normal sukses berat di Bandung. Saking berhasilnya, jarak antara Warung Up Normal nggak sampai 200 meter. Kalau diibaratkan, keberadaan Up Normal di Bandung itu bak jerawat di masa puber. Banyak bangeeettt!! Sekarang bahkan sudah merambah hingga ke Jakarta.
Kunci kesuksesan Up Normal bukan sekedar menyediakan tempat yang nyaman untuk makan Indomies. Mereka tetap mengutamakan rasa. Kreasi Indomie mereka, menurut saya enak. Ditambah lagi menu nasi yang juga juara. Sementara menu dessert-nya luar biasa menggugah selera.
Saya sudah dua kali makan di Up Normal dan merasa puas dengan apa yang disajikan. Baik menu Indomie, nasi dan pencuci mulut, semuanya enak. Nasi dengan topping potongan daging tumis cabe rawit sampai saat ini masih menggelayut di ingatan saya. Saya juga masih ingat roti bakar yang taburan meises dan kejunya melimpah ruah.
Melihat kesuksesan tersebut, pengusaha lain KABITA deh! Ingin juga mencicipi rupiah yang dinikmati Up Normal. Makanya, di Jakarta sekarang banyak bermunculan warung dengan konsep sejenis. Sebut saja What's Up dan yang terbaru Waroenk Si Bule.
Jika Up Normal sangat menjaga kualitas, dengan harga dan rasa yang setara, maka tidak demikian dengan dua warung ini. Saya sih belum mencoba What's Up. Namun, kawan saya yang sudah pernah nongkrong di sana bertestimoni bahwa kreasi Indomie yang dijual di What's Up kurang nikmat.
Saya lanjut ke Waroenk Si Bule. Terletak di daerah Warung Buncit, Jakarta Selatan. Karena dekat kantor, saya dan beberapa teman sengaja mampir untuk mencicipi makanan di Waroenk Si Bule yang baru buka itu.
Indomie pakai baso abal-abal |
Indomie Carbonara tasteless |
Indomie kari saya sih enak karena tanpa dikasih apa-apa rasanya memang enak. Dua buah baso sebagai pelengkap, ternyata rasanya wassalam! Parah banget!! Kayak baso murahan yang sama sekali nggak berasa dagingnya.
Nasi goreng ayam rica-rica |
"Mba, sumpah ini failed banget! Ini mah es susu dikasih leci. Tehnya nggak berasa," keluh Raras. Mbok ya kalau dikasih susu, dinamain ES TEH SUSU LECI instead of es teh leci. Keseeeeelll!!!!
Penampilan es teh leci! Zzztttt.... |
Berdasarkan pengalaman itu, saya ogah untuk kembali makan di sana. Such a waste of money deh kalau makan di sana. No thank you! Mending saya beli Indomie Rp2500 lalu ditambahin ini itu sendiri. Atau ke Bandung ke Up Normal.
Si bule tampaknya harus kreasikan Indomie lebih baik lagi. Atau disesuaikan dengan selera orang Indonesia.
Kiky
om, emg segitunya yak hahaa.. tmptnya itu sebelah apa om?
ReplyDelete